PAGARALAM,SUMATERAEKSPRES.ID- Operasi penyelamatan enam pendaki asal Jambi yang kelelahan dan kedinginan (hipotermia) di lereng Gunung Dempo berlangsung dramatis.
Tim Balai Registrasi Pendakian Gunung Api Dempo (Brigade) bergerak cepat setelah menerima informasi darurat pada Senin (25/12) malam.
Identitas enam pendaki tersebut adalah Muhammad Al Fajri, Ratna Juwita, Yuli Apriani, Fikri Ramadhan, dan Rama Aditya. Sedangkan yang alami kedinginan yakni Ratna dan Rama. Seorang pendaki lagi belum diketahui identitasnya.
Anggota Brigade yang mendapat informasi pukul 23.00 WIB langsung bergerak menuju puncak Gunung Dempo.
BACA JUGA:VIRAL, Video Pendaki Wanita Berlumur Abu Terjebak Letusan Gunung Marapi Minta Tolong ke Ibu. Begini Nasibnya!
Tiga jam kemudian, enam anggoa Brigade berhasil menemukan grup pendaki asal Jambi yang berusaha turun dari kawasan Puncak gunung Dempo. Mereka dengan memapah dua temannya yang alami kedinginan.
"6 pendaki ini terdiri dari dua orang perempuan dan empat laki-laki. Mereka melakukan registrasi di Pos Pantau Gunung Api Dempo pada, Sabtu 23 Desember 2023," jelas Ketua Brigade, Arindi.
Kondisi darurat ini pertama kali diketahui melalui pesan suara WhatsApp (WA) yang dikirim oleh rekan sesama pendaki yang telah turun lebih dulu.
Keenam pendaki berhasil dievakuasi oleh Tim Rescue Brigade setelah mendapat informasi dari pendaki lain yang mengabarkan kondisi mereka membutuhkan pertolongan.
Dua dari enam pendaki tersebut tidak mampu meneruskan perjalanan turun dari puncak gunung.
BACA JUGA:Tim SAR Gabungan Temukan Pendaki Meninggal
BACA JUGA:Marapi Meletus, 42 Pendaki Dievakuasi
“Mereka kelelahan dan kedinginan, terdiri dari dua kelompok. Satu kelompok beranggotakan lima orang, ini ada dua yang kedinginan. Kelompok lainnya tiga orang sudah lebih dulu turun,” bebernya.
Tim penyelamat tiba di lokasi dan memberikan pertolongan pertama, termasuk membantu dua pendaki perempuan yang mengalami kram parah.
Semua korban berhasil dibawa ke pos Brigade pada pukul 03.00 WIB dan beruntungnya, mereka semua telah pulih.
Arindi menegaskan, kondisi kedinginan pendaki diperparah oleh kelelahan dan kram kaki akibat memakai kaos kaki yang basah.
BACA JUGA:58 Pendaki Gunung Tersambar Petir
BACA JUGA:Waduh, Liburan di Puncak Gunung Seminung, Pendaki asal OKU Selatan Tewas Tersambar Petir
Dia mengingatkan para pendaki yang berencana mendaki Gunung Dempo untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca, terutama selama musim hujan ini.
“Kelelahan sering kali disebabkan karena jarang makan atau hanya mengonsumsi makanan ringan seperti mie instant, yang tidak cukup memberikan stamina,” jelas Arindi.
Dia berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi para pendaki agar lebih mempersiapkan diri dan mengutamakan keselamatan saat mendaki.
Ia menduga para pendaki kedinginan karena kawasan puncak Gunung Dempo tempat para pendaki berkemah dilanda hujan lebat.
BACA JUGA:Pesona Gunung Dempo, Ramah Bagi Pendaki, Pernah 7 Kali Meletus
BACA JUGA:Bencana Banjir dan Longsor, Jalur Pendakian ke Bukit Besak Ditutup
Suhu di puncak gunung turun drastis, ditambah kurangnya kesiapan fisik serta perlengkapan mendaki.
"Saat kami temukan kaki dan tangan dua orang pendaki tersebut sudah memutih dan melepuh. Kami kira karena sarung tangan maupun sepatu mereka basah akibat hujan dan tidak punya cadangan untuk mengganti," ucapnya
Arindi mengimbau pendaki hendaknya mempersiapkan kondisi fisik yang prima serta memiliki perlengkapan pendakian yang standar dan memadai lantaran medan pendakian yang cukup curam.
"Saat ini kondisi cuaca berada di musim penghujan membuat suhu kawasan puncak gunung Dempo menjadi jauh lebih dingin," jelasnya.
BACA JUGA:Kawah Dempo Erupsi, Lumrah Tetap Waspada
BACA JUGA:Letusan Terbesar 15 Tahun Terakhir, Jauhi Puncak Dempo
Apalagi, Gunung Dempo sejak dua tahun lalu masih berada pada level II waspada. Untuk itu, para pendaki tidak melakukan aktifitas dekat bibir kawah radius 1 kilometer.
Alfajri, salah seorang pendaki mengatakan, pada awal registrasi mereka berlima. "Namun, ada satu orang lagi laki-laki teman saya dari kelompok lain kami ajak gabung. Saat turun itu kaki pendaki cewe alami kram," bebernya.
Dia bersyukur mereka semua bisa dievakuasi dengan cepat. "Alhamdulillah, saat ini semuanya baik-baik saja. Yang pendaki perempuan sudah pulang," jelasnya.(*/ald)