PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Di tengah gejolak ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Sumsel tahun 2023 terbilang baik. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi
Sumsel, Rahmadi Murwanto mengatakan banyak faktor yang menyebabkan ekonomi cukup sulit tahun ini. Di antaranya cepatnya pergerakan inflasi yang naik dan turun karena berbagai faktorm, mulai dari el nino, suku bunga beberapa negara, dan sebagainya.
"Semua terasa sulit sejak awal tahun hingga pertengahan tahun ini. Namun ekonomi Sumsel masih terbilang stabil," kata dia. Berdasarkan pertumbuhan ekonomi Sumsel masih di atas 5 persen.
Walau awal tahun inflasi cukup tinggi, artinya di atas rata rata nasional dengan mampu menjaga pertumbuhan ekonomi. Kemudian neraca perdagangan dimana ekspor tetap lebih tinggi dibanding impor sehingga ekonomi tetap terjaga.
BACA JUGA:Jangan Panic Buying, Biar Harga Tak Naik, Waspadai 4 Komoditi Penyumbang Inflasi
BACA JUGA:Pemkot Prabumulih Gelar Pasar Murah Tekan Inflasi Jelang Akhir Tahun
Dikatakan, APBN disusun berdasarkan indikator optimisme meski tahun 2024 tidak mudah karena menghadapi tagun politik namun Pemerintah harus tetap optimis dan akan lebih baik. "Oleh karena itu, memasuki 2024 kita meningkatkan kinerja ekonomi pada 2024 dengan berbagai faktor pendorong seperti insentif fiskal yang terukur.
Lalu, kata dia, dalam penerimaan pajak baik pemerintah pusat maupun daerah harus punya sistem data bersama. "Data ini penting karena yang valid ini dapat membuat sinkronisasi program di daerah maupun pusat sehingga terjadi optimalisasi," tegasnya.
Pihaknya pun siap mengawal TKD termasuk memetakan agar penyerapan lebih cepat dan tinggi. Untuk itu Pemda bisa berkoordinasi dengan Dirjen Perbendaraan, pihaknya juga mengandeng BPKP. "Kami siap menyiapkan tim jika memerlukan dukungan sehingga belanja lebih optimal dan mengantisipasi kemungkinan gagal," tuturnya.
Kata dia, belanja negara tahun 2024 di wilayah Sumsel meningkat 10,31 persen dibandingkan sebelumnya. Dari Rp46,45 trilun menjadi Rp51,24 triliun atau meningkat Rp4,78 triliun. Dengan alolasi DIPA terbesar di Sumsel Kementerian PU mencapai Rp6,83 trilun, Kementerian Perhubungan Rp1,78 trilun, disusul Kementerian Pertanian Rp1, 68 triliun.
Sedangkan alokasi TKD Sumsel 2024 naik sebesar Rp2,06 triliun (6,98 persen) dari alokasi 2023. Kenaikan terbesar pada Dana Bagi Hasil 2024 (12,04 persen), yakni Pemprov Sumsel sebesar Rp4,85 triliun, Kabupaten Muba Rp2,86 triliun, dan Muaraenim Rp2,68 triliun.
BACA JUGA:Inflasi November Tetap Terjaga, Ini Alasan dari Bank Indonesia
Dikatakan, APBN jadi instumen penting menghadapi segala tantangan seperti saat pandemi, El Nino dan energi. "APBN yang baik mampu mewujudkan dan mencapai tujuan nasional dalam menghilangkan kemiskinan, stunting dan inflasi termasuk peningkatan kesejahteraan dan penurunan pengangguran," tegasnya.
Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni mengatakan pertumbuhan ekonomi di Sumsel cukup baik. Semua tak lepas dari pengelola keuangan daerah yang baik, maka pihaknya mengharapkan tahun 2024 APBN bisa dilakukan secara optimal. Menurutnya, APBN 2024 fokus kepada perbaikan kualitas SDM, ekonomi hijau, bansos, penguatan dan sinergi pusat dan daerah.