Hadirkan pemateri Ir. H. Ekariza, M.M., Komite Dewan Komisaris PT Badak LNG dan Dewan Penyantun Politeknik AKAMIGAS Palembang
Secara umum pengelolaan sektor minyak dan gas bumi di Indonesia mencakup dua kegiatan usaha, yakni Usaha Hulu; Eksplorasi dan Eksploitasi. serta Usaha Hilir; Pengolahan, Pengangkutan, Penyimpanan dan Niaga.
Hal inilah yang menjadi tajuk utama pada kegiatan Sharing Talk Mengenal Lebih Dalam Industri Minyak dan Migas yang dilaksanakan SMK Pembangunan Yayasan Pendidikan Teknologi (YPT) Sriwijaya Palembang bekerjasama dengan Politeknik AKAMIGAS Palembang, Jumat (8/12).
Kegiatan yang dilaksanakan di Aula SMK Pembangunan YPT Sriwijaya Palembang diikuti siswa jurusan teknik pemboran migas dan jurusan teknik geologi pertambangan dengan menghadirkan narasumber Ir. H. Ekariza, M.M., Komite Dewan Komisaris PT Badak LNG sekaligus Dewan Penyantun Politeknik AKAMIGAS Palembang.
Dalam paparannya, Ekariza yang pernah menjabat sebagai GM Pertamina EP Aset 2 (2015), Director Operations & Production Pertamina Hulu Energi (PHE) 2018 dan SVP Hulu Strategic Planning & Performance Evaluation PT Pertamina (Persero) (2019) menjelaskan gambaran umum situasi pertambangan dan pengeboran minyak bumi di Indonesia.
Ia mengatakan, saat ini produksi migas di Indonesia dilakukan di lapangan-lapangan yang sudah tua, dengan target produksi 1 juta barel di tahun 2030 tentu target ini akan terpenuhi. Oleh karena itu, tambahnya, Pemerintah harus segera melakukan eksplorasi guna mencari cadangan migas yang baru.
Saat ini, Pemerintah sudah meminta kepada perusahaan-perusahaan migas atau rekanannya untuk melakukan eksplorasi lebih masif. “Sebenarnya sudah ada penemuan cadangan ini, namun ketika kita melakukan penelitian, penemuan lapangan ini baru bisa di produksikan 5 sampai 10 tahun yang akan datang,” jelasnya.
Berdasarkan data yang saya baca, sambungnya, “Di Indonesia ini masih ada 68 cekungan yang belum di eksplorasi. termasuk juga di laut, kita akan mengarah kesana juga,” tukas Ekariza.
Senada, Perwakilan Politeknik AKAMIGAS Palembang, Ir. Kemas Moh. Ade Isnaini, ST., MT., saat dibincangi mengatakan di Indonesia kebutuhan migas masih sangat tinggi karena belum banyak pengguna energi baru terbarukan seperti listrik dan tenaga matahari. oleh sebab itu, migas masih menjadi pilihan utama sebagai sumber energi.
Seiring dengan hal ini, tambah Ade, “Sumatera Selatan sebagai salahsatu Provinsi Lumbung Energi di bidang minyak dan gas, kebutuhan SDM dan tenaga kerjanya sangat besar. baik di Sumatera Selatan, Indonesia bahkan dunia,” bebernya.
“Jadi, dengan adanya jurusan teknik pemboran migas dan teknik geologi pertambangan di SMK Pembangunan YPT Sriwijaya sangat bagus untuk mensuplay tenaga kerja di bidang migas yang sekarang sangat di butuhkan,” pungkasnya.
Sementara itu, Pembina Yayasan SMK YPT Sriwijaya Palembang, M Rudi Susanto, S.Si menambahkan, kegiatan yang dilaksanakan ini merupakan salah satu upaya untuk membekali anak didik kita supaya dapat memahami industri migas di Sumatera Selatan.
Disamping itu juga, kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan kepada masyarakat Sumatera Selatan bahwa SMK YPT Sriwijaya saat ini memiliki jurusan Teknik Pemboran Migas dan Teknik Geologi Pertambangan. “Kami berharap mereka ini nantinya dapat bergelut di industri migas secara profesional. Mereka merupakan aset bagi daerah dan Provinsi Sumatera Selatan,” tegas Rudi.
Dikatakan Rudi, “Kebutuhan tenaga kerja dan SDM dibidang Migas sangat besar, kita berkomitmen untuk menghasilkan alumni terbaik di bidang ini,” tutupnya.
Hal senada juga disampaikan kepala SMK YPT Sriwijaya Palembang, Ginonggom Parulian Silaban, S.Kom. dia mengharapkan kegiatan ini dapat menambah motivasi anak didik kita. di tahun kedua Jurusan Teknik Pemboran Migas dan Teknik Geologi Pertambangan berjalan, mereka sudah ada yang magang baik di Pertamina maupun perusahaan rekanan Pertamina.