Motif kedua pelaku, kesal karena sang anak sering buang air besar sembarangan. Sebab, anak itu alami keterbatasan mental sehingga tak bisa berperilaku seperti anak normal lainnya.
BACA JUGA:Sederhanakan Layanan Kesehatan, Stimulasi SDM
Pada 27 Maret 2020, seorang ibu asal Muara Enim, menghabisi nyawa anaknya yang masih berusia 2 tahun.
Aksi pembunuhan itu dilakukan karena kesal sang anak rewel dan tidak mau makan. Pelaku memukul kepala sang anak dengan piring.
Saking kuatnya hantaman itu, piring tersebut sampai pecah. Korban sempat dibawa ke rumah sakit, tapi tak tertolong.
Pada 18 April 2019, seorang ibu di kawasan Demang Lebar Daun, Palembang membunuh anaknya yang berusia 7 tahun. Setelah itu, pelaku juga bunuh diri.
Keduanya kehabisan darah dengan luka di leher. Polisi tak melakukan autopsy karena keluarga korban menolak.
Polisi mendapatkan informasi kalau ibu anak itu sempat mengalami depresi berat sebelumnya. Bahkan bertingkah laku aneh seperti mengalami gangguan psikologis dan sering bercerita bahwa ia adalah titisan salah satu nabi.
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Suggihartono SIK melalui Kasat Reskrim, AKBP Haris Dinzah mengungkapkan, sepanjang 2023 tidak ada kasus pembunuhan dengan pelaku orang tua terhadap anak sendiri.
Namun dia membenarkan bia beberapa tahun lalu pernah ada kasus itu di Palembang. Saat itu, pelaku bunuh diri usai bunuh anaknya sehingga kasusnya ditutup.
”Kalau tidak salah antara 2018-2019. Tapi selama saya menjabat, belum ada dan semoga tidak ada,” imbuhnya.
Terpisah, Kapolres Muara Enim, AKBP Andi Supriadi SH SIK MH mengatakan di tahun ini, Polres Muara Enim menangani tujuh kasus pembunuhan. "Satu orang pelaku merupakan anak korban," ujarnya.
Namun untuk orang tua bunuh anak, seperti kejadian di Jakarta, tidak ada di tahun ini. Tapi pernah ada kasus seperti itu pada 2022 lalu.
Motifnya karena ingin memiliki anak seutuhnya. Sedangkan anak itu sebelumnya sudah diangkat anak oleh orang lain. Pelaku lalu melukai leher sang anak yang masih kecil itu hingga meniggal dunia.
Sementara, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kabupaten OKI, Hj Ariyanti mengatakan, untuk kasus orang tua bunuh anak tidak pernah terjadi di Sumsel.