SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID - Sebagian besar wilayah Sumsel berpeluang lebih dari 60 persen terjadi curah hujan menengah.
Kecuali sebagian daerah Empat Lawang, OKU Selatan dan OKI bagian selatan, yang berpeluang sekitar 50 persen terjadi curah hujannya rendah.
Sedangkan sebagian kecil Muratara, sebagian Lahat, Muara Enim dan OKU berpeluang hingga 30 persen curah hujan tinggi.
Itu pun dengan sifat hujan bawah normal hingga normal. “Wilayah Sumsel sudah memasuki musim hujan sejak dasarian III November lalu.
BACA JUGA:Perbaikan Jalan Tuntas sebelum Nataru, Musim Hujan Bikin Jalan Cepat Rusak
BACA JUGA:Hujan Interupsi, Yulian Gunhar Terpilih, Aklamasi Jadi Ketua KONI Sumsel
Diprakirakan berlanjut hingga dasarian I Desember ini,” jelas Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumsel, Wandayantolis.
Sejak dasarian III November 2023, di sebagian besar wilayah Sumsel turun hujan kategori menengah (50-150 mm).
Curah hujan di sebagian kecil wilayah Musi Banyuasin, Banyuasin, Muara Enim, PALI, Ogan Ilir, OKU Timur, OKI bagian selatan dan Empat Lawang berada pada kategori rendah (0-50 mm).
Sedangkan curah hujan di sebagian Pagaralam, Musi Rawas, sebagian kecil Muba, Empat Lawang, Lahat, Muara Enim, dan OKU kategori tinggi (150-300 mm).
“Curah hujan tertinggi terjadi di Pos Pancaran Musi, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang sebesar 276 mm,” jelasnya.
Sifat hujan pada dasarian III November 2023 sebagian wilayah Sumsel kategori normal. Dari monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH), sebagian besar wilayah Sumsel mengalami HTH dengan kategori sangat pendek (1-5 hari).
Hanya di sebagian kecil wilayah Muara Enim bagian timur dan OKI bagian barat yang tidak hujan dalam 6-10 hari. HTH terpanjang terukur di Pos AAWS OKI, Kecamatan Kayu Agung, Kabupaten OKI yakni 7 hari.
Sejak dasarian II November 2023, indeks ENSO sebesar +1.89, sedangkan Indeks IOD sebesar +1.59. Kondisi IOD Positif diprediksi bertahan hingga akhir 2023. Sedangkan El Nino Moderat diprediksi terus bertahan hingga Februari 2024.
Aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi oleh angin timuran. Daerah tutupan awan terjadi di sebagian besar Sumatera, Jawa bagian barat, Kalimantan, Sulawesi bagian tengah dan Maluku Utara.