LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID - Meski kontestasi masih lama, namun sejumlah nama sudah mencuat menjadi bakal calon wali kota (Wako) Lubuklinggau.
Dalam survey yang dilakukan oleh Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI), ada Empat nama yang potensial untuk menjadi Wako Lubuk Linggau.
Mereka adalah H Rachmat Hidayat/Yoppy Karim, Sulaiman Kohar, Yetty Oktarina, dan Rodi Wijaya.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI), Arianto, St, MT, M, Ikom, Pol mengatakan, H Rachmat Hidayat/ Yoppy Karim yang juga merupakan ketua DPD Nasdem Lubuk Linggau juga memiliki potensi besar maju di pilwako Kota Lubuk Linggau.
BACA JUGA:LKPI Sebut Partai Nasdem Berpotensi Unggul di Lubuklinggau, Berikut Alasannya
BACA JUGA:Masyarakat Terbantu, Minta Gelar Lagi Operasi Pasar Murah. Begini Reaksi Pemkot Lubuklinggau!
Elektabilitas Yoppy Karim mulai melawan dari nama calon walikota lainnya. Empat nama yang sangat potensial sudah disebut pemilih untuk menjadi Walikota Lubuk Linggau.
Mereka adalah H Rachmat Hidayat/Yoppy Karim, Sulaiman Kohar, Yetty Oktarina dan Rodi Wijaya.
"Mungkin kedepan akan terjadi peleburan (berpasangan) dari empat nama ini karena hitungan elektabilitas yang sangat kompetitif dan masing-masing calon memiliki pemilih massive yang kuat,” kata Yan, sapaan akrabnya.
Survei yang dilakukan LKPI 16-28 November 2023 dengan mengambil 820 responden yang semuanya tersebar di seluruh kelurahan yang ada di Kota Lubuk Linggau secara proporsional.
BACA JUGA:Crivisaya Ganjar Mendorong Gaya Hidup Sehat Melalui Fungame Badminton di Lubuklinggau
Pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner dengan wawancara langsung tatap muka di responden.
Metode penarikan sampel menggunakan multistage random sampling dengan tingkat kesalahan +/-3, 5 % dan selang kepercayaan 95 %.
Selain survey ini, LKPI juga melakukan survey elektabilitas parpol. Secara berurutan dan terperinci, lembaga yang tergabung dalam Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI) ini menambahkan, dukungan (elektabilitas) parpol adalah sebagai berikut.
Nasdem (19,8 %), Gerindra ( 16 %), Golkar (15 %), PDI-P ( 11,5 %), PKB (10,1 %), PKS (6,9 %), Demokrat ( 4 %), Hanura ( 1,2 %), PBB (0,9 %), PAN (0,7 %), Gelora (0,4 %), PPP ( 0,3 %).
Lalu PKN ( 0,3 %), PSI (0,1 %), Perindo (0,1 %), Garuda ( 0,0 %), Buruh ( 0, 0 %), Ummat ( 0,0 %) dan massa mengambang yang belum menentukan pilihan (12,7 %).