Dulunya Tempat Tinggal Sultan, Kini Terkendala Lahan dan Bangunan

Sabtu 02 Dec 2023 - 18:48 WIB
Reporter : Agustina
Editor : Dede Sumeks

Kota Palembang dikenal sebagai tertua di Indonesia. Usianya 1.340 tahun. Banyak peninggalan bersejarah. Sayangnya sebagai kota tua, cukup sulit bahkan banyak yang bertanya - tanya dan tidak tahu di mana atau bukti kota tua tersebut. 

PEMERINTAH Kota Palembang pernah membuat wacana menjadikan kawasan Daerah Sekanak Kerihin sebagai kota tua di Palembang. Tetapi sampai saat ini rencana tersebut belum juga terealisasi. 

Sejarawan Palembang, RM. Ali Hanafiah (Mang Amin) mengatakan, soal kawasan kota tua Palembang sebenarnya pernah diwacanakan pemerintah untuk khusus kawasan tersebut. Kawasan kota tua Palembang ini disebut dengan Sekanak Kerihin. 

"Sekanak Kerihin ini, lokasinya dari gudang Jacobson itu sampai Simpang 3 Pindang Sekanak (samping Kantor Wali Kota Palembang)," katanya. 

Tapi untuk merealisasikan kawasan khusus kota tua Palembang ini  masih terkendala. Karena tak semua bangunan ataupun lahan milik pemerintah. 

"Kebanyakan ini pemilikan pribadi, sementara yang pemilik pemerintah hanya beberapanya saja,"ujarnya. 

Dijelaskannya,  kawasan Sekanak Kerihin yang direncanakan pemerintah untuk dijadikan kawasan kota tua Palembang dulunya kawasan keraton Kesultanan Palembang. 

‘’Jadi wilayah ini pusat pemerintahan. Untuk pusat keraton berada di Kuto Besak yang sekarang disebut sebagai Benteng Kuto Besak (BKB)," jelasnya. 

Dulu, di masa kesultanan, wilayah tersebut semuanya merupakan wilayah air atau sungai. Semua anak cucu sultan khususnya yang berasal dari zuriat Sultan Mahmud Badaruddin II bermukim di daerah Sekanak itu. 

Anak, cucu Sultan Mahmud Badaruddin II yang tinggal di sana, seperti Pangeran Adipati Abdurahman, ada susunan Husin Ja'udin (Soak Bato), Pangeran Depati Penemban Hamin, dan Pangeran Ratu Kramo.

‘’Bahkan yang sekarang dibuat sekanak bersolek itu ada Tanggo Rajo tempat rajo naik turun (jadi perahu rajo di situ, rajo naek turun menuju kediamannya),"  jelasnya. 

Sebagai gambaran, seperti di Keraton Jogjakarta, kawasan keraton itu di belakang atau samping keraton seluruhnya dipagar  tinggi. Tempat keraton itu merupakan kerabat kesultanan semua yang tinggal di sana. 

‘’Begitu juga Palembang dulunya, sebelum diluluhlantakan oleh Belanda, dulu di kawasan itu semuanya rumah limas," katanya. 

Dikatakan, jika kawasan ini mau dijadikan kota tua Palembang, maka pemerintah harus melakukan ganti untung pada pemilik pribadi sekarang.

Mungkin kawasannya milik pemerintah, tapi setelah Pasar Sekanak yang berupa toko - toko itu rata - rata milik pribadi yang dihuni siang malam.  ‘’Kalau tidak ganti untung, maka harus duduk bersama dulu untuk mencari solusi," Katanya. 

Kategori :