SUMATERAEKSPRES.ID - Kisah penderita orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sehingga bisa terinfeksi virus ini lewat beragam cara. Seperti Mawar, nama samaran, warga Kabupaten OKU. Di usia produktif, dia tertular dari pacarnya sendiri.
Dia dan pacarnya sudah sepakat melangkah ke jenjang pernikahan. Tapi, sebelum janur kuning melengkung, sang pacar meninggal. Tersiar kabar burung karena virus ini.
Karena sudah pernah berhubungan intim sebelumnya, Mawar akhirnya berinisiatif memeriksakan diri ke ke Klinik Merpati di RSUD dr Ibnu Sutowo.
Betapa kagetnya Mawar saat dia divonis positif HIV. Kisah itu dibagikan Diana, seorang perawat di Klinik Merpati. Sejak tahu dirinya positif HIV, Mawar kemudian beberapa kali ikuti konseling dan berobat.
BACA JUGA:Dinkes Kota Palembang Bagikan Larvasida di Lokasi Terjangkit DBD
Hingga kini, meski dia tak lagi berobat rutin di Klinik Merpati, tapi Mawar tetap mengonsumsi obat ARV. "Sekarang dia sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak," bebernya.
Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik Infeksi, RSMH Palembang, dr Harun Hudari SpPD KPTI FINASIM mengatakan, penderita HIV memerlukan pengobatan dengan Antiretroviral (ARV). Itu untuk menurunkan jumlah virus HIV dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium AIDS.
Sedangkan penderita AIDS membutuhkan pengobatan ARV dan obat lainnya, yakni Dolutegravir, untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan berbagai komplikasinya.
Dalam rangka eliminasi AIDS 2030 strategi penanggulangan HIV, AIDS, dan IMS mengacu pada strategi global melalui jalur cepat dengan target ”95-95-95”, yaitu 95 persen ODHIV mengetahui status HIV, 95 persen ODHIV yang terinfeksi HIV mendapatkan terapi ARV, dan 95 persen ODHIV yang mendapat terapi ARV mengalami supresi virus.
Ia menjelaskan, populasi terinfeksi HIV terbesar di dunia adalah di Benua Afrika (25,7 juta orang), kemudian di Asia Tenggara (3,8 juta), dan di Amerika (3,5 juta). Sedangkan yang terendah ada di Pasifik Barat sebanyak 1,9 juta orang. "Tingginya populasi orang terinfeksi HIV di Asia Tenggara mengharuskan Indonesia untuk lebih waspada," lanjutnya.
Infeksi HIV/AIDS rerata 10 tahun atau lebih. Fase infeksi akut, 1-3 bulan setelah masa inkubasi. Fase infeksi kronis asimtomatik (fase laten) kurang lebih 5 tahun setelah infeksi HIV. Fase infeksi kronis simtomatik lebih dari 5 tahun. (bis/nni/)