MUBA, SUMATERAEKSPRES.ID - Memanfaatkan lahan semaksimal mungkin memang sangat besar manfaatnya. Inilah yang dirasakan ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Harapan Makmur Desa Jud I Kecamatan Sangat Desa, Muba.
Hasil yang didapat dari bercocok tanam ibu-ibu ini mampu menghasilkan rupiah. Bahkan, mereka sering kewalahan menerima pesanan sayur mayur dari pengepul. ‘’Pengepul sayur mayur selalu minta lebih banyak dari yang kita hasilkan dari lahan KWT,’’ ujar Sugeng Novi Sopian SPt, petugas PPEP (Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian) Desa Jud I.
BACA JUGA:KWT Melati Binaan Pertamina EP Ubah Limbah Pinang Jadi Bernilai Ekonomis
BACA JUGA:Bangun Gedung Serbaguna, Bentuk KWT Tanam Sayuran
Berbagai macam tanaman hortikultura ditanam. Seperti mentimun, kacang panjang, gambas, sawi, caisin, cong kediro, kangkung dan tanaman lainnya. ‘’Untuk tahap penumbuhan atau tahap pertama sudah kita lakukan penanaman dan sudah beberapa kali panen,’’ ujarnya.
Panen yang dihasilkan cukup berhasil. Seperti kangkung menghasilkan 100 ikat dan 300 hingga 400 kg mentimun. ‘’Memang sebagian besar hasil panen kita jual ke pengepul. Tapi para anggota yang ingin mengambil dipersilakan, karena memang hasilnya cukup banyak,’’ katanya.
Dari hasil penjualan ini, lanjutnya, uang dimasukkan dalam kas. Uang ini digunakan untuk membeli bibit, pupuk atau keperluan kebun lainnya. ‘’Misalnya bibit kangkung habis, kita beli lagi menggunakan uang kas,’’ kata alumni Fakultas Peternakan Universitas Bandung Raya.
BACA JUGA:Kembangkan Sektor Peternakan
Tak hanya melakukan penanaman di demplot, tetapi ibu-ibu juga melakukan penanaman di pekarangan rumah. ‘’Kita suplai bibit tanaman dari demplot untuk selanjutnya dibagikan ke ibu-ibu agar ditanam di lahan pekarangannya masing-masing. Setiap ibu mendapat 30 bibit tanaman,’’ ujarnya.
Sementara di demplot juga dilakukan penanaman. ‘’Hasil penanaman inilah yang dijual,’’ ujarnya. Kegiatan seperti ini ternyata mendapat respons positif dari warga. Mereka senang.
‘’Karena saat ini, jika akan masak, ibu-ibu tak perlu lagi beli ke warung atau pasar malah mereka sudah bisa menjual sendiri. Ini tentunya sesuai dengan tujuan dari program GSMP yakni mengubah mindset warga dari membeli menjadi menjual,’’ ujarnya.
BACA JUGA:Pj Gubernur: Jangan Jual Beras ke Luar Sumsel, Teruskan Program GSMP
BACA JUGA:Bangun Usaha Tambak Ikan, Termotivasi Program GSMP
Tak hanya itu, semangat menanam ibu-ibu cukup tinggi. Tanpa dikomando mereka menanam tanaman sendiri, merawat dan memelihara tanaman. ‘’Mereka membuat jadwal piket bagi yang mengurus tanaman. Jadi setiap hari ada 3 atau 4 orang yang bertugas mengurus tanaman. Mulai dari menyiram, memupuk hingga membersihkan tanaman dari gulma,’’ katanya.
Lalu, untuk penanaman tanaman di pekarangan rumah juga dilakukan pengawasan dari penyuluh. ‘’Kita tetap mengawasi pertumbuhan tanaman di rumah. Jika ada hama atau penyakit kita kasih solusi untuk mengatasinya. Kita juga ajarkan cara memupuk dan juga merawat tanaman agar tumbuh subur,’’ katanya.
Selain mendapatkan bantuan benih, warga disini juga mendapat bantuan ternak. Masing-masing KK mendapatkan sepasang ayam. ‘’Alhamdulillah saat ini pertumbuhan ayam cukup bagus. Sudah banyak yang berkembang biak. Ada yang memiliki 4 atau 5 anak,’’ katanya.
Memang banyak manfaat yang didapat warga dari program GSMP. ‘’Bisa menghemat biaya pengeluaran untuk belanja, tak perlu susah-susah jika butuh sayur termasuk juga jika ingin makan ayam bisa tinggal mengambil di kandang,’’ katanya. (sms/)