EMPAT LAWANG - Pekarangan rumah bisa menjadi bermanfaat dan ditanami cabai. Hal itu seperti dilakukan Mualdi, pekarangan rumahnya di Kampung Tanjung Beringin, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang penuh dengan tanaman cabai. Bahkan cabai jenis cabai rawit setan itu sudah sering panen. Untuk kebutuhan sehari-hari di dapur atau dijual ke warung-warung dan rumah makan.
“Cabai rawit setan ini kami panen jika sudah mulai berwarna kuning dan kemerahan. Kalau masih hijau belum dipanen,” katanya. Tanaman cabai ditanam di lahan yang tak begitu luas, ditanam cukup rapat, jaraknya sekitar setengah meter. Pemupukan seminggu 2 kali dengan pupuk mutiara biru dan pupuk MKP supaya bunga tanaman tidak rontok.
Penyiraman tiap hari, terutama saat musim kemarau harus disiram terus supaya tanaman tidak mati dan proses pertumbuhan bunga semakin bagus. Dirinya berinsiatif bercocok tanam ini karena melihat lahan samping rumahnya yang kosong, lalu mencoba belajar otodidak di YouTube, cara-cara menanam cabai, pemupukan, dan lainnya.
“Guru saya dari YouTube, karena kalau belajar dengan petani disini mungkin harus ada lahan yang luas dulu, seperti sawah, kebun. Walau begitu hasilnya memuaskan,” imbuhnya. Dia menyadari keluhan petani dampak harga pupuk semakin hari semakin naik. Sebab tanaman sayur mau dapat hasil bagus harus dipupuk. Meskipun tanah yang ada sudah terlihat subur dan gembur.
“Penyiraman hanya mengandalkan air hujan, sebetulnya itu kurang maksimal. Pemupukan dan penyiraman itu wajib,” tukasnya. Ia mengajak masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan rumah ditanami sayur mayur. Karena bisa untuk konsumsi sendiri dan dijual. Menjadi petani itu tidak mesti harus punya lahan luas. (eno)