INDRALAYA - Menyadari ada potensi besar dari produksi tanaman nanas di Ogan Ilir, Bupati Ogan Ilir, Panca Wijaya Akbar tengah mengarahkan kunjungan kerja ke Filipina. Tujuannya untuk studi tiru mengenai pengelolaan serat daun nanas.
Bupati Panca pernah mengungkapkan, serat nanas bukan hanya untuk dijadikan sebagai bahan untuk pakaian, namun bisa juga dijadikan tas dan sepatu. "
Saya sudah lihat keliling Indonesia. Ogan Ilir sangat berpeluang menjadi produsen serat nanas terbesar di Indonesia. Bukan tanpa alasan, secara kuantitas, 96 persen produksi nanas di Sumsel berasal dari daerah Ogan Ilir," sebut Panca.
Keinginannya menjadikan Kabupaten Ogan Ilir sebagai produsen penghasil serat nanas terbesar di Indonesia. ‘’Komoditas nanas adalah salah satu produk unggulan sektor pertanian hortikultura yang dimiliki Kabupaten Ogan Ilir, bahkan menjadi yang pertama di Sumsel,’’ ujarnya.
Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statisik (BPS) Kabupaten Ogan Ilir di awal 2023 lalu, produksi nanas Kabupaten Ogan Ilir mencapai 4.215.919 kuintal. Jumlah produksi ini paling tinggi dari 17 kabupaten dan kota di Sumsel. Hasil produksi nanas di Sumsel pada tahun 2021 mencapai 4.760.741 kuintal.
Dilatarbelakangi atas dasar inilah keinginan Panca, untuk menjadikan Bumi Caram Seguguk sebagai daerah penghasil serat daun nanas tertinggi di Indonesia.
Wilayah Kecamatan Tanjung Batu bahkan telah dikelompokkan oleh Dinas Pertanian OI sebagai daerah penghasil nanas. Hampir di setiap desa di Kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir menanam nanas.
Luas kebun nanas di daerah tersebut mencapai kisaran 100 hektare. Hasil buah panen nanas tersebut biasa dijual ke Jakarta dan sekitaran Sumsel.
Para petani akan diberi pelatihan dan sosialisasi. Terkait pemasaran, hasil panen harus mencukupi ketahanan pangan di dalam daerah terlebih dahulu.
"Memetakan dari hulu hingga ke hilirnya agar ke depan tidak terjadi penumpukan panen misalnya nanas agar tidak serentak panennya begitupun juga cabai dalam menjaga kestabilan harga,” terangnya.
Buah nanas tak hanya dapat diolah menjadi produk makanan maupun minuman. Namun, daunnya juga bisa dijadikan produk kerajinan yang bernilai tinggi.
Percontohan pengolahan serat daun nanas di Ogan Ilir ada di Desa Kayu Ara, Kecamatan Rambang Kuang. Daun nanas yang semula dianggap limbah, kini dapat dimanfaatkan menjadi benang.
"Saya berpesan kepada dinas terkait khusunya Dinas Koperasi dan Perdagangan (Diskoperindag), dan UMKM Kabupaten Ogan Ilir untuk membuat program edukasi bagi pelaku UMKM. Seperti pengolahan serat daun nanas dan lain lain agar dapat mengembangkan usahanya dengan baik," tukasnya.
Usaha pengolahan serat nanas dianggap sangat tepat dikembangkan. Mengingat saat ini unsur alami menjadi alternatif dalam penangan dampak lingkungan.
Serta usaha ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Dapat diolah dalam skala rumah tangga. "Harapannya Ogan Ilir bisa contoh produksi nanas terbesar di Indonesia," pungkasnya. (dik/)