MUARA ENIM,SUMATERAEKSPRES.ID - Pemerintah Kabupaten Muara Enim melalui dinas Perpustakaan dan Kearsipan upayakan untuk memasukkan aksara ulu sebagai mata pelajaran muatan lokal.
Hal tersebut terungkap dalam Bimbingan Teknis Membaca dan Menulis Aksara Ulu di Hotel Griya Serasan Sekundang, Rabu (15/11).
Asisten I Pemkab Muara Enim, Emran Tabrani mengatakan, aksara ulu itu merupakan tulisan asli yang tidak bisa diperbanyak dan mempunyai nilai kebudayaan nasional, sejarah dan ilmu pengetahuan.
"Aksara ulu merupakan bagian dari naskah kuno yang usianya sudah ratusan tahun lamanya," ujarnya.
BACA JUGA:246 Desa di Kabupaten Muara Enim Ikuti Bimtek
BACA JUGA:Pj Bupati Muara Enim Kunjungi Keluarga Korban Tenggelam, Bakal Minta BPBD Lakukan Ini
Menurutnya, sebagai generasi penerus perlu memahami bahwa perjalanan sejarah, sehingga perlu dipahami dan kemudian diperkenalkan ke khalayak luas terutama anak anak didik di sekolah.
"Jadi generasi saat ini harus tahu sejarah dari zaman penjajahan hingga bisa merdeka saat ini," terangnya.
Lanjutnya, aksara ulu merupakan alat komunikasi pada zaman dahulu dan berlaku secara umum di Sumsel ini termasuk di Kabupaten Muara Enim.
"Jadi mari kita inventarisir dan adakan pendekatan dengan yang memilikinya, tentu perawatannya harus khusus," katanya.
BACA JUGA:Pengurus TP PKK Kabupaten Muara Enim Dilantik, Pemkab Siap Dukung Penuh Program TP PKK
BACA JUGA:Pembangunan Fly Over di Muara Enim Sangat Urgent
Karena di situlah peran pemda dalam menjaga kebudayaan, itu bisa dikemas sedemikian rupa, siapkan tempat khusus atau bisa ditempat pemiliknya supaya bisa dilihat publik.
"Karena ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan, bisa juga menjadi daya tarik wisata budaya," bebernya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Muara Enim, Panca Surya Diharta mengatakan dalam bimtek ini diikuti oleh 50 orang peserta.
Mereka terdiri dari guru SD, OPD terkait, penggiat literasi, pemegang naskah kuno dan pustakawan.
BACA JUGA:80 Persen Luas Muara Enim Lahan Pertanian
BACA JUGA:Hadiri Reuni Akbar SMKN 1 Muara Enim, Heri Amalindo Diteriaki ‘Gubernur Sumsel’