Nah Lho, Anak-anak Mual dan Muntah-Muntah usai Sarapan Snack Pagi Sekolah. Apa Menunya?

Kamis 09 Nov 2023 - 20:15 WIB
Reporter : Dian Cahyani
Editor : Edi Sumeks

Ketua Yayasan Ishlahul Ummah, TL Fasmawati mengatakan SD IT dan SMP IT terbagi menjadi dua lokasi. Untuk pelajar kelas VI SD dan SMP, lokasinya di Kelurahan Karang Raja, Kecamatan Prabumulih Timur.

Sedangkan kelas I-V SD, lokasinya di Jl Sangkuriang, Kelurahan Muara Dua, Kecamatan Prabumulih Timur.  Dia baru dapat informasi musibah itu sekitar pukul 12.20 WIB, setelah mendapatkan chat dari manajer.

 "Posisi sebelum makan siang dan baru salat Zuhur. Ada beberapa anak yang muntah. Saya tanya konsumsi apa, katanya ada snack-nya kue sus," terang Fasmawati. Padahal, kue sus yang dibagikan ke anak-anak, merupakan makanan yang baru dibuat sendiri oleh pihak yayasan. 

"Kami buat sendiri, untuk memastikan supaya bahan-bahan aman. Karena ada 1.000-an orang lebih yang makan, dan kami juga ingin memastikan halalanthayyibah," tegas Fasmawati. Pihak yayasan menyediakan snack dan makan siang sejak 2006, baru kali ini ada kejadian.

Fasmawati menduga dan memprediksi, bisa saja penyebab musibah ini berasal dari kue sus tersebut. “Sampel kue susnya, sudah dibawa oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Prabumulih, untuk diuji laboratorium,” ungkapnya.

Lanjut dia, pihaknya sudah beberapa kali membuat kue sus dan konsumsi sendiri. Namun memang baru kali ini, dibagikan ke anak-anak sebagai snack pagi. Sebagai selingan menu sarapan.  "Dari pengecekan manajer, dari bahannya batas expired masih lama. Namun mungkin ada fla susu, dan lainnya," tuturnya.

Perempuan berhijab itu memastikan tidak lepas tangan. Akan bertanggung jawab penuh terhadap anak didiknya yang diduga mengalami keracunan. "Kami tanggung jawab, semua korban langsung dibawa ke rumah sakit," imbuhnya.

Berdasarkan laporan yang dia terima, ada total 900 lebih siswa dan guru SD dan SMP IT Ishlahul Ummah. “Dari total siswa kami, sekitar 9 persen yang mengalami mual dan muntah dari total jumlah yang konsumsi itu," jelasnya.

Fasmawati merincikan, sebanyak 50 siswa yang dibawa ke RS AR Bunda Prabumulih, 48 siswa dilarikan ke RSUD Prabumulih, dan 8 orang dilarikan ke RS Pertamina Prabumulih. Selanjutnya, ada sekitar 5 anak dibawa pulang orang tuanya ke rumah. 

Karena wali murid itu berprofesi dokter atau tenaga medis, sehingga merawat sendiri anaknya di rumah. “Untuk guru, ada sekitar 9 orang yang juga dibawa ke rumah sakit,” tuturnya. 

Kepada seluruh masyarakat Kota Prabumulih, Fasmawati meminta maaf dan doanya untuk kesembuhan anak-anak didiknya. "Ini musibah, dan kami siap bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Apa yang terjadi pasti ada hikmahnya,” pungkasnya. 

Dinkes Ambil 15 Sampel

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Prabumulih, Djoko Listiano, mengatakan berdasarkan laporan yang diterimanya, ada 90 persen pasien mengalami gejala. “Mulai dari gejala ringan dan gejala berat," katanya.

Pihaknya sudah mendatangi RS Pertamina, RS AR Bunda, dan RSUD Prabumulih, untuk mengecek kondisi para korban keracunan makanan massal. "Kami juga memastikan ke pihak sekolah, apa-apa saja yang bisa menyebabkan siswanya diduga keracunan. Salah satunya dengan mengunjungi tempat pembuatan makanan yang berada di Jl Sangkuriang," jelasnya.

Berdasarkan prediksi awal, para siswa itu diduga keracunan makanan dari snack pagi, berupa kue sus dan makanan pabrikan berupa biskuit. “Kami sudah melakukan pelacakan, mulai pukul 09.00 - 11.00 WIB rata-rata siswa mengonsumsi snack. Untuk biskuit itu kedaluwarsanya tahun 2025, namun kami tetap mengambil sampel untuk didata," ulasnya.

Dinkes Kota Prabumulih juga akan memberikan pelayanan kesehatan terhadap korban dan pihak sekolah yang siap bertanggung jawab. "Sampel yang sudah kami ambil, hasilnya baru keluar 2-3 hari lagi. Ada 15 sampel yang kami ambil, mulai dari saus, terigu, air, ayam goreng, kuah soto, termasuk sampel muntah anak-anak,” pungkasnya. (chy/air/)

Kategori :