“Ekstraksi dari visi-misi kita (PTPN III Holding) adalah menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia. Artinya, kita harus menjadi yang terbesar dan terbaik di Indonesia. Kelapa sawit dan gula adalah komoditas utama kita yang akan menjadi bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional dan dunia,” kata pria kelahiran Klaten berumur 44 tahun itu.
Tentang pelatihan kultur teknis yang diselengarakan, Mahmudi mewanti-wanti kepada semua peserta untuk mengikuti dan mencermati setiap detail pelatihan.
BACA JUGA:FANTASTIS. Selama 6 Tahun, Transaksi Judi Online Setara Investasi Proyek IKN, Gila Nggak Tuh
Ia menyebut, pijakan utama dan sangat krusial dalam industri perkebunan adalah kultur teknis budi daya.
Secara rigid dia mengkalkulasi prosentase keberhasilan pada bisnis agro ini dengan menempatkan investasi tanaman sebagai pilar utama.
“Di bisnis atau industri agro itu, kuncinya di kultur teknis budi daya. Sebab, perputaran roda industri ini ditentukan oleh bahan baku yang kita semai,"lanjutnya.
"Jika kita gagal atau salah kelola kultur teknis, semua rantai operasional produksi akan mandek. Maka, bapak-ibu semua adalah pemegang kunci-kunci strategis itu,” kata dia.
Mahmudi yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Operasional Tanaman Tahunan PTPN III Holding ini menambahkan, apa yang dilakukan para planters hari ini baru akan terlihat hasilnya lima tahun ke depan.
Setelah lima tahun itu, kata dia, baru diketahui kualitas kerja yang telah dilakukan dan akan menentukan perjalanan perusahaan selama 20—30 tahun ke depan.
“Aspek kultur teknis ini menjadi aspek investasi terbesar. Jika di kultur teknis, terutama di awal pembibitan dan perawatan baik, maka nama Anda dianggap berhasil dan akan mengalirkan rezeki bagi begitu banyak orang dan perusahaan. Demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu, tolong perhatikan dengan seksama,” kata dia.
BACA JUGA:Viral Disebut Usir Ibunya Sendiri, Ini Bantahan AY
Hari pertama pelatihan yang didominasi dengan sharing knowledge teori dan pengalaman dilaksanakan di Kantor Sentral.
Selanjutnya, selama tiga hari peserta akan dibawa ke lapangan, dari lokasi pembibitan, lokasi tanaman ulang, dan semua lini yang dibahas dalam materi pelatihan.
Pelatihan kultur teknis ini juga dilengkapi dengan beberapa materi pendukung. Antara lain penggunaan dan pemanfaatan data visual yang diambil dengan pesawat nirawak alias drone.
Hal ini penting, karena pada waktunya diberikan fasilitas drone harus bisa mengoprasikannya. Agar bisa langsung dapat melihat perkembangan tanaman, sehingga tanaman bisa dikawal dengan baik.