*Produk Ekspor Hingga Malaysia, Hidupkan Ekonomi Masyarakat
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Stand miliki Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati terlihat paling mencolok. Selain ada berbagai produk, diatas meja berukuran 2x1 meter tersebut terdapat miniatur pohon pinang yang sangat mirip.
Stand miliki Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati terlihat paling mencolok. Selain ada berbagai produk, diatas meja berukuran 2x1 meter tersebut terdapat miniatur pohon pinang yang sangat mirip.
Dibelakangnya terdapat rak menyusun berbagai produk dari olahan pohon pinang berupa madu, bandrek, eco print, hingga steropom. "Semua produk terbuat dari bahan baku pinang termasuk steaorofom dan bandrek," kata Ketua KWT Melati, Suhartini saat ditemui Sumatera Ekspres.
Namun, kata Suhartini, kedua produk tersebut sudah di ekspor ke Malaysia. Setiap bulan pihaknya mengirim barang ke Dinas Koperasi dan UMKM untuk dikirim ke luar baik dalam maupun luar negeri.
Nanti setiap bulan ada orang dinas datang pesen produk untuk dikirim dan dipajang di pameran. “Perbulan pesanan untuk ekspor mencapai 1500 pax,” katanya.
Kata Suhartini, per bulan omzet KWT Melati mencapai Rp 12-15 juta. Tentu omzet ini mampu membantu perekonomian masyarakat desa Suka Karya.
BACA JUGA:Nyamanya Pakai MyPertamina Saat Isi BBM, Tak Perlu Antri, Cepat dan Aman
“Mereka bisa memberikan buah pinang dengan harga disekapati dan warga akan dapat uang,” ucap dia. Saat ini ada 30 anggota KWT Melati.
Pendapatan tersebut, kata dia, dibagikan kepada anggota dan dana saving yang akan digulirkan untuk modal. “Sekitar 70 persen gullirkan untuk keberlangsungan usaha dan 30 persen dibagikan kepada anggota termasuk gaji dan operasional,” papar dia.
Bahkan, cerita Suhartini, banyak warga yang meminjam uang di KWT untuk membayar biaya kuliah, melahirkan, pernikahan dan keperluan lainnya. Nanti mereka akan bayar dengan buah pinang.
“Mereka sangat terbantu dengan mata pencarian sampingan ini apalagi kebanyakan warga disini bekerja sebagai petani yang baru bisa panen 3 bulan bahkan 5 bulan,” katanya
Sedangkan, kata dia, pohon pinang ini berbuah satu bulan dua kali. Kalau dirata-rata, pendapatan masyarakat dari buah pinang mencapai Rp 100-200 ribu per minggu. “Tidak banyak, tapi sangat membantu warga apalagi saat sawah belum panen,” ulas dia.
BACA JUGA:Harga BBM Non Subsidi Turun, Kontribusi Pertamina dalam Mempertahankan Stabilitas Sosial
Suhartini mengatakan, buah pinang dipilih yang sudah tua dan siap olah. Tahapan mengelolah buah pinang, mulai dicuci, lalu direbus dan diolah sesuai kebutuhan. Pohon pinang menghasilkan banyak turunan produk.