PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Perkembangan kesehatan Jejen Arisandi (30) pascaoperasi transplantasi ginjal di RSUP Mohammad Hoesin, Senin (30/10) lalu terus dipantau. Hingga kemarin, dia masih dirawat di ruang ICU.
"Saat ini jumlah urine yang dikeluarkan sudah cukup banyak. Namun tekanan darah pasien belum stabil. Biasanya dalam satu minggu ke depan baru tampak perubahan-perubahan itu," jelas Ketua Tim Bedah Cangkok Ginjal RSUP Mohammad Hoesin, dr Marta Hendry SpU (K) MARS.
Tim dokter RSUP Mohammad Hoesin dan tim dokter RSCM kemarin rapat bersama secara daring. "Setiap saat pasien dipantau," tambahnya.
Selama seminggu akan dilihat perubahan posisi apa saja yang dicapai pasien. Itu akan jadi tanda berfungsinya ginjal baru di tubuh pasien.
BACA JUGA:Proses Transplantasi Ginjal, Begini Hambatan yang Ditemui Dokter RSMH Palembang
BACA JUGA:Tidak Buang Ginjal Lama, Pendonor Ayah Sendiri,
Diketahui, Jejen mendapat ginjal dari sang ayah, Muzakir (54). Jika kesehatannya makin membaik, pasien tersebut akan dipindahkan ke ruang khusus post transplantasi. “Sedangkan pendonor, mungkin dalam 1-2 hari ini sudah bisa pulang,” bebernya.
Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi sekaligus Ketua Tim Transplantasi Ginjal RSUP Mohammad Hoesin Dr dr Zulkhair Ali SpPD KGH FINASIM mengatakan, jika ginjal rusak ada dua kemungkinannya. Akut atau kronis. "Kalau akut, itu berat, tapi bisa sembuh lagi. Sedangkan kalau sudah kronis, tidak bisa sembuh lagi," jelasnya
Terapi ginjal ada dua, cuci darah atau transplantasi (cangkok) ginjal. Dengan transplantasi, kualitas hidup pasien kembali seperti orang sehat. “Ini terapi terbaik bagi pasien penderita gagal ginjal. Dapat hidup normal kembali seperti orang pada umumnya," ucap Zulkhair sembari mengatakan tingkat keberhasilan cangkok ginjal lebih dari 85 persen.
BACA JUGA:5 Kebiasaan Sepele yang Berakibat Rusaknya Ginjal di Usia Muda
BACA JUGA:Operasi Transplantasi Ginjal Masih Jarang Dilakukan, Ternyata Ini Alasannya
Yang jadi hambatan selama ini adalah mencari pendonor ginjalnya.”Banyak yang berpikir kalau mendonorkan ginjal akan sakit. Padahal dalam penelitian, orang yang donor itu kemungkinan sakit ginjal 0,02 persen,” bebernya.
Saat ini di Sumsel ada sekitar 2.000 pasien sakit ginjal yang cuci darah. Khusus di RSUP Mohammad Hoesin saja sekitar 400-500 orang. "Mereka ini pada dasarnya mau cangkok ginjal dan BPJS mau membiayai. Hanya saja siapa pendonornya,” ucap Zulkhair. Sebab, aturannya untuk donor ginjal ini tidak boleh ada jual beli. “Jadi harus ikhlas," pungkasnya. (nni/)