SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID - Asap karhutla telah mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Internasional SMB II, kemarin. Executive General Manager PT AP II KC Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, R Iwan Winaya Mahdar, mengatakan, ada satu pesawat yang holding (berputar-putar) di atas bandara sembari menunggu jarak pandang membaik.
“Jarak pandang pagi tadi (kemarin pagi) di bawah 800 meter, jadi pesawat harus menunggu dulu sebelum landing dan take off," ujarnya. Pesawat yang holding terbang dari Bandara Soekarno-Hatta tujuan Palembang.
"Sempat holding di atas sekitar 45 menit," bebernya. Ada juga dua pesawat yang delay selama 40 menit. "Keduanya rute Palembang-Batam," jelas Iwan.
Ia menambahkan, pesawat bisa landing dan take off jika jarak pandang di atas 1.000 meter. Asal kiriman dari OKI dan Ogan Ilir menjadikan Palembang sebagai kota asap.
BACA JUGA:Gara-Gara Kabut Asap Menebal, Kasus ISPA di Palembang Naik Lagi
Dari aplikasi IQAir, tingkat polusi di Palembang pukul 06.30 WIB pecah rekor, yaitu 583. Sedangkan update Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) KLHK, untuk skor ISPU Palembang pukul 07.00 WIB kemarin (30/10) di angka 310 dan Ogan Ilir 540.
Update pukul 11.00 WIB, ISPU di Palembang 326. Sedangkan ISPU di Ogan Ilir pukul 09.00 WIB mencapai 723. Satuan tugas (satgas) karhutla yang melakukan pemadaman di lapangan alami kesulitan. Salah satunya, dalam upaya memadamkan kebakaran di lahan gambut pada wilayah Desa Jungkal, Kabupaten OKI.
Sebab, api sudah masuk ke dalam gambut sedalam 150 cm (1,5 meter). Kerja satgas harus ekstra. “Air satu tangki hanya cukup untuk satu meter,” kata Dandim 0402/OKI, Letkol Inf Irsyad Mahdi Pane, kemarin.
Penggunaan gel yang merupakan inovasi baru untuk pemadaman api di lahan gambut cukup efektif. Hanya akses menuju ke lokasi tidak mudah dengan kedalaman gambut yang mencapai pinggang orang dewasa. "Titik air sudah semakin sedikit," imbuhnya.
BACA JUGA:Knalpot Kendaraan Mengeluarkan Asap? Berikut Cara Mencegahnya
Untuk jumlah hotspot di OKI dari hasil pantauan satelit ada 116 titik, dengan fire spot 8 titik. Selain di Jungkal, titik api ada di Puluh Beruang, Cinta Jaya Pedamaran dan areal PT Waringin Agro Jaya (WAJ) Pampangan.
Direktur Pengendalian dan Kerusakan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Edy Nugroho Santoso mengungkapkan, pihaknya berkoordinasi dengan Polda dan Kodam II Sriwijaya untuk memanfaatkan berbagai sumber daya karena pemadaman karhutla ini tidak mudah.
Perlu peralatan, sumber daya dan air. "Air ini yang saat ini sangat dibutuhkan di area lahan terbakar," bebernya. Kepala Balai Pengendalian Perubahan Pengendalian Iklim Wilayah Sumatera, Ferdian Krisnanto menambahkan, polusi asap di Palembang memang asalnya dari OKI seperti wilayah Cengal dan Puluh Beruang.