JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Gibran di Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pemilihan Umum mendatang telah memicu perubahan dramatis dalam elektabilitas.
Pasangan Prabowo-Gibran, yang mendaftar sebagai peserta terakhir, kini diprediksi akan mengalami peningkatan signifikan dalam tingkat popularitas mereka dalam jangka waktu satu hingga tiga bulan ke depan.
Pengamat politik, Arianto, M.I.KOM.POL, berpendapat bahwa mereka berpotensi untuk memperlebar kesenjangan elektabilitas dengan rival utama mereka, Ganjar Pranowo - Mahfud MD.
Arianto menjelaskan pandangannya saat ditemui oleh media pada hari Senin, 30 Oktober di Jakarta.
BACA JUGA:Prabowo Bantu Sumsel Air Bersih, Anies Jalan Sehat Santri, Ganjar Lari Bareng Kagama
"Pasangan Prabowo-Gibran memiliki potensi besar untuk menarik pemilih dari pasangan Ganjar - Mahfud MD. Pemilih di Jawa Tengah, generasi milenial, gen Z, dan para santri muda yang terafiliasi dengan NU menjadi sasaran yang potensial bagi Gibran.
Gibran sudah memiliki modal untuk menarik pemilih-pemilih ini, dan sekarang ia hanya perlu beraksi untuk mendapatkan hati mereka.
Dari segi politik, pemilih di kelompok ini memiliki kemungkinan besar untuk mendukung Gibran, bukan pasangan calon lainnya," jelasnya, dengan tegas.
Mantan koordinator LSI yang telah puluhan tahun berkecimpung dalam survei opini publik ini menambahkan bahwa ada perubahan signifikan dalam pemilih Prabowo yang sebelumnya mendukung calon presiden lain.
BACA JUGA:Prabowo-Gibran Daftar KPU, Megawati Pimpin Rapat Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud
Kehadiran Prabowo dalam pemerintahan Jokowi telah menyatukan sebagian besar pemilih yang sebelumnya berseberangan.
Lebih lanjut, setelah Prabowo berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka, anak biologis Jokowi, pemilih Prabowo dan Jokowi semakin bersatu, dan ini terutama terlihat dalam peralihan pemilih dari pasangan calon Ganjar-Gibran.
Data survei LKPI mengatakan bahwa ada 28 % pemilih Ganjar tersebut berasal dari tingkat kepuasan Jokowi selama memimpin.