“Mengapa Anda tinggal di tempat ini dan sudah berapa lama berada di sini?” tanya Syaikh Mu’inuddin seraya duduk di depan Syaikh Ahmad. “Sudah empat puluh tahun aku berada di dalam gua ini,”jawab Syaikh Ahmad. “Apa yang Anda lakukan?”“Menyepi, menghindar dari keramaian. Dan selama tiga puluh tahun terakhir ini aku tak bisa berhenti dari menangis.” Mengapa?” tanya Syaikh Mu’inuddin. “Aku takut pada sesuatu.” ''Apa yang kau takutkan itu?” “Salat.” “Apa Maksud Anda?”
“Ketika aku mengerjakan salat, aku selalu menangis dan berkata dalam hati. Kalau saja dalam hal mengerjakan atau syarat-syaratnya sampai cacat salatku, walau sebiji Dzarrah, tentu akan sia-sia semua amalanku …”Sejenak Syaikh Ahmad menghentikan ucapannya, kemudian ia menangis. “Oleh karena itu, wahai hamba Allah, bila engkau nanti lolos dari tuntutan salat (di akhirat kelat), berarti engkau berada dalam keuntungan. Tetapi jika tidak demikian, berarti engkau habiskan umurmu dalam kelalaian yang sia-sia.” (*/)
Kategori :