PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Si adek corat coret dinding? Jangan khawatir. Kebiasaan si kecil bisa atasi. Yang jelas jangan marahi.
Dinding rumah Ari penuh coretan warna warni.
Tak hanya di dinding kamar tapi juga dinding ruang tamu. Banyak coretan terlihat. Ada gambar rumah, balon hingga gunung.
Coretan ini hasil karya anak Ari yang haru berusia 5 tahun. "Abis dinding rumah kena coretan anak bujang, " ujar Ari.
BACA JUGA:Tahukah Kamu! Coretan Dinding Tunjukkan si Kecil Mulai Bisa Berekspresi
Diakuinya, anaknya paling hobbi menggambar. Memang sudah disediakan media gambar. "Tapi terkadang diluar pengawasan kami, anak bujang coret dinding. " katanya.
Ari selalu meminta sang anak agar tak mencoret dinding. Tapi kadang si kecil lupa. "Ujung ujungnya si adek minta maaf. Tapi bagi saya tak apa. Dinding bisa dibersihkan atau dicat ulang, " ujarnya.
Terpisah Dr. Anrilia Ema M N., S.Psi., M.Ed., Psikolog Magna Penta Consulting, RS Hermina dan RSUD Siti Fatimah mengatakan, sekitar usia 2 tahun anak mulai mengembangkan keterampilan koordinasi mata-tangan.
Kemampuan anak dalam memegang benda dengan tangan menjadi semakin baik di usia tersebut sehingga muncul ketertarikan untuk memanipulasi benda denga tangan, termasuk menggunakan alat tulis dasar.
BACA JUGA:Banyak Coretan, Dipenuhi Lumut
"Ini awal dari perkembangan motorik halus, yang nantinya jika distimulasi dengan baik dan diberikan kesempatan maka akan sangat berguna untuk menunjang aktivitas pra menulis di tingkatan usia 3 tahun dan seterusnya,"katanya.
Dikatakan, proses ini berjalan bersamaan dengan proses tumbuh kembang anak dan bukan perkara mudah. Misalnya mencoba bersabar saat menemukan dinding penuh dengan coret-coret anak sepulang kerja tentu tak gampang.
Kejadian seperti di atas tak jarang dianggap sebagai bentuk kenakalan oleh banyak orang, termasuk para orang tua. Padahal, mencoret-coret merupakan bagian dari proses perkembangan anak dan dapat bisa menjadi cara menuntun anak ke banyak hal besar dan hebat.
"Jadi, jika anak-anak senang mencoret-coret dinding, berikan kesempatan dan alihkan perlahan-lahan," ujarnya
Dikatakan, berikan media coret-coret seperti kertas besar untuk mereka bereksplorasi. "Ajarkan perlahan-lahan bahwa lebih bagus jika bisa mencoret di kertas. Beri pujian saat anak berhasil mengikuti pengarahan kita. Apresiasi hasik karyanya dengan misalnya memajang hasil karyanya,"jelasnya lagi.
Anak tidak selalu dapat mengekpresikan dirinya dengan kata-kata. Menggambar dan mencorat-coret, adalah salah satu cara lain anak berkomunikasi. "Ayah bunda dapat menyelami perasaan dan cara berpikirnya dengan membebaskan mereka berekspresi melalui gambar dan coretan," ujarnya.
Perasaan memiliki kebebasan dalam berekspresi ini juga akan meningkatkan kemampuan emosional serta inteligensi anak. Saat si Kecil sudah mulai lancar berjalan dan mulai pandai menggenggam sesuatu di tanggannya, maka saat itulah dinding rumah akan terancam.
"Pada usia balita, kreatifitas si Kecil pun semakin berkembang dan semakin ekspresif. Maka dari itu, tak jarang pula jika anak meluapkan kreatifitasnya pada barang-barang yang ada di rumah, tak terkecuali pada dinding,"sebutnya.