SUMATERAEKSPRES.ID - Jelang akhir Oktober 2023, sebagian besar wilayah mulai diguyur hujan. Diperkirakan musim hujan sudah masuk pada Nopember 2023. Memasuki musim penghujan warga diminta waspadai banjir.
BANJIR memang sering kali terjadi di sejumlah daerah di musim penghujan. Banyak penyebab terjadinya banjir. Salah satunya karena saluran drainase yang tersumbat. ‘’Banyaknya sampah menyebabkan aliran air menjadi tak lancar, akibatnya air membludak ke jalan atau pemukiman warga,’’ ujar Koordinator Dalops BPBD OKU, Gunalfi, kemarin.
Dari pantauan di lapangan, lanjutnya, sudah banyak saluran drainase dalam kota yang terdapat tumpukan sampah. Padahal dengan banyaknya saluran drainase yang tersumbat bisa memicu terjadinya genangan banjir.
Sedangkan kondisi lain, banjir disebabkan meluapnya aliran air sungai. Ini biasanya terjadi pada pemukiman warga di bantaran Sungai Ogan. Cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi bisa menyebabkan terjadi banjir. Transisi dari kemarau kepada musim penghujan ini harus diwaspadai.
Dikatakan Gunalfir, untuk daerah yang rawan banjir disebutnya, ada pada 9 wilayah kecamatan. Yakni, Kecamatan Baturaja Timur, Baturaja Barat, Ulu Ogan, Muarajaya, Semidang Aji, Lubuk Batang, Peninjauan, Kedaton Peninjauan Raya, dan Sosoh Buay Rayap.
Lalu, daerah rawan longsor berada di Kecamatan Ulu Ogan dan Pengandonan. Sedangkan daerah rawan puting beliung ada pada 3 kecamatan yakni Kecamatan Baturaja Timur, Baturaja Barat, dan Sinar Peninjauan.
Upaya yang dilakukan dari organisasi perangkat daerah (OPD) terkait bersama lintas instansi melakukan gotong royong. ‘’Kita juga melakukan pembersihan sampah yang ada berada di pinggir bantaran Sungai Ogan,’’ ujarnya.
Sementara di Lahat, dari 24 kecamatan ternyata 17 kecamatan rawan banjir dan longsor. Ini karena topografi Lahat merupakan daerah perbukitan dan memiliki banyak sungai. ‘’Tak hanya itu hutan di areal perbukitan berkurang dan daya serap air pun jadi berkurang. Sehingga mudah terjadi longsor dan meluapnya air sungai yang menyebabkan banjir di areal pemukiman warga,’’ ujar Kepala Pelaksana Harian BPBD Lahat H Ali Afandi.
Untuk mengantisipasi bencana, pihaknya juga telah memberikan sosialisasi ke kecamatan dan desa. Terutama di lokasi rawan bencana. Serta memberikan data update kondisi cuaca agar diketahui pihak kecamatan dan desa. ‘’Adanya satgas juga diharapkan meminimalisir dampak bencana. Setiap intansi terkait langsung menjalankan tugas sesuai tupoksinya masing- masing. Seperti bahan makanan, obatan- obatan dan lainnya," tambahnya.
Pihaknya juga menghimbau warga tetap waspada terutama yang tinggal di pinggiran sungai. Untuk mengecek debit air agar meminimalisir dampak bencana.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lahat telah memetakan sejumlah wilayah berpotensi rawan bencana. Untuk rawan longsor ada di Kecamatan Lahat, Pulau Pinang, Merapi Timur, Gumay Talang, Gumay Ulu, Mulak Ulu dan Pagar Gunung. Rawan banjir ada di Kecamatan Gumay Talang, Lahat, Lahat Selatan, Pajar Bulan, Pulau Pinang, Kikim Barat, Merapi Barat, Merapi Timur, Kikim Timur dan Kikim Selatan. Sedangkan rawan banjir bandang, di Kecamatan Kikim Timur, Lahat, Pulau Pinang dan Gumay Talang. ‘’Kita mewaspadai potensi terjadinya bencana dengan mengupdate informasi dari BMKG. Petugas kita stand by di posko piket 24 jam. Peralatan penanggulangan bencana, juga sudah dipersiapkan," tambahnya.
Sementara untuk pohon tumbang, beberapa jalan lintas Lahat juga rawan pohon tumbang. Seperti Lahat - Pagaralam -Tanjung Sakti - Bengkulu Selatan. Lalu Lahat- Gumay Ulu- Pagaralam dan beberapa wilayah lainnya.
Himbauan waspada banjir dan angin kencang juga dilakukan Pelaksana BPBD Muara Enim Abdurrozieq Putra ST MT. Apalagi saat ini sudah beberapa kali hujan yang disertai angin kencang. ‘’Hujan yang terjadi beberapa waktu terakhir sebenarnya bisa menjadi pengingat bahwa akan datang musim penghujan,’’ ujarnya.
Dikatakan, beberapa daerah harus waspada, seperti kawasan bantaran sungai. ‘’Untuk yang rawan itu seperti di Kecamatan Gunung Megang dan Belimbing,’’ katanya. Menurutnya, masyarakat yang berada di bantaran sungai tentu sudah memahami bentuk bangunan yang rata rata panggung. "Kawasan perkotaan yakni di Kecamatan Muara Enim juga rawan, penyebabnya karena saluran drainase yang tidak baik, mungkin tertutup sampah dan dangkal," ungkapnya. Untuk itulah, warga bisa menjaga lingkungannya, jangan membuang sampah sembarangan. "Selain banjir dan angin kencang, perlu juga mewaspadai potensi longsor seperti kawasan perbukitan dan termasuk bantaran sungai," bebernya. Untuk rawan longsor yakni di kawasan Semendo Taya yakni Kecamatan SDL, SDT dan SDU, dan sebagian Kecamatan Panang Enim. "Himbauan selalu diberikan pada kecamatan kecamatan dengan potensi bencananya masing masing untuk waspada," pungkasnya. (bis/gti/way)