Gerakan literasi di sekolah yang sangat berperan aktif lainnya adalah warga sekolah yakni, kepala sekolah,guru, kepala perpustakaan,pustakawan, dan komite sekolah.
Penguatan budaya literasi di sekolah perlu dilakukan dengan sangat kreatif, inovatif, dan harus berkelanjutan.
Untuk menumbuhkan antusiasme minat membaca siswa, kepala sekolah dapat melakukan dengan cara menyediakan fasilitas baca misalnya pojok baca disetiap kelas, perpustakaan sekolah yang lengkap karena menyediakan koleksi buku referensi yang menarik dan berkualitas, mengikuti lomba perpustakaan baik yang diadakan dinas perpustakaan provisi maupun nasional,dan memberi kesempatan kepada pustakawan menambah wawasan dengan workshop-workshop perpustakaan.
Peran guru juga sangat penting terutama guru karena materi yang diajarkan berbasis teks baik fiksi maupun nonfiksi sehingga untuk memahami teks.
Siswa dituntut terampil berbahasa yakni terampil menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Apalagi ada penilaian Asesmen Kompetensi Umum (AKM) yang merupakan penilaian yang mengukur kompetensi didasarkan pada literasi dan numerasi.
Jadi kemampuan literasi bagi siswa benar-benar sangat diperlukan. Selain guru ,pustakawan juga dituntut profesional selain menguasai tugasnya mengelola koleksi perpustakaan, membantu pengunjung menemukan informasi materi yang dicari, memastikan perpustakaan tetap uptodate,dan dituntut untuk berinovasi.
Yang tidak kala penting dalam gerakan literasi sekolah adalah peran kepala perpustakaan . Kepala perpustakaansebaiknya selalu mempunyai inovasi baru tidak hanya untuk siswa,guru, maupun masyarakat sekitar sekolah.
Diantaranya untuk siswa dengan membentuk duta literasi sekolah dengan seleksi yang berkaitan dengan literasi.
Dapat juga dengan menyelenggarakan program Bugemm yakni budaya gemar membaca dan menulis.
Dimana pada program tersebut siswa dituntut untuk membuat karya tulis dan dipresentasikan.
Selain itu untuk program siswa dapat menyediakan gerobak baca,menyelenggarakan podcast khusus untuk narasumber yang inspiratif misalnya dengan mewawancarai siswadan guru yang berprestasi,dan tamu-tamu penting yang menyampaikan informasi penting ke sekolah.
Untuk guru, agar guru kreatif bisa membuat program SIBUK kepanjangan dari resensi buku.
Pada acara ini, guru dipersilahkan mencari buku fiksi atau non fiksi terbaru di perpustakaan kemudian dibaca dan guru tsb wajib menjelaskan di acara program podcast sekolah.
Guru bisa mengungkapkan tentang sinopsis, keunggulan kelemahan buku, dan tidak lupa mengajak siswa membaca buku.
Hal yang tidak kalah pentingnya peran komite yakni selalu mendukung kemajuan literasi di sekolah baik secara finansial, pemikiran, maupun tenaga.
Kemajuan literasi sekolah selain didukung warga sekolah juga didukung oleh Dinas Perpustakaan dengan cara memberikan pembinaan kepada pustakawan agar pustakawan memiliki kompetensi yang memadai dan mengadakan perlombaan perpustakaan terbaik yang diselenggarakan setiap tahun.