MANADO, SUMATERAEKSPRES.ID - Program dana padanan atau matching fund memainkan peran penting dalam meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan tinggi vokasi dan industri.
Melalui kolaborasi penelitian ini, inovasi-inovasi yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dapat dikembangkan untuk mengatasi berbagai permasalahan di masyarakat.
Salah satu contoh nyata dari kolaborasi ini adalah inovasi yang dilakukan oleh Politeknik Negeri Manado (Polimdo) dalam pengembangan energi terbarukan, khususnya dalam bidang Hydro power atau tenaga air.
Mereka menciptakan turbin ulir untuk menghasilkan listrik dari aliran air. Proyek inovatif ini menjadi bagian dari program Dana Padanan Kemendikbudristek.
BACA JUGA:Wow, Ada Bibir Merah Nongol di Jersey Barcelona Spesial El Clasico. Dalam Rangka Apa Ya?
Penelitian ini dimulai sejak 2010, dan pada tahun 2021, mereka berhasil mendapatkan dukungan dana padanan untuk mengembangkan turbin ulir menjadi pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
Hasilnya, turbin ulir ini telah berhasil diimplementasikan di desa Wiau, Kabupaten Minahasa Tenggara, untuk penerangan jalan.
Kunci keberhasilan proyek ini adalah kolaborasi aktif antara pihak desa, media, industri, dan lembaga pendidikan.
Desa memainkan peran penting dalam mengidentifikasi potensi aliran air, sedangkan mitra industri membantu dalam pembangunan infrastruktur untuk pemasangan turbin ulir.
Polimdo bertanggung jawab atas desain mekanikal turbinnya.
BACA JUGA:Yang Jelas Bukan Cristiano Ronaldo, Inilah Bocoran Peraih Ballon d'Or 2023!
Hasil penelitian juga mencakup analisis kinerja turbin ulir Archimedes yang mencermati fenomena aliran fluida pada sudu turbin.
Penting untuk dicatat, bahwa efisiensi turbin sangat dipengaruhi oleh Bilangan Froude, di mana semakin tinggi bilangan ini, maka efisiensi turbin semakin rendah.
Penelitian mengenai turbin ulir Archimedes ini memiliki dampak positif dalam mengatasi krisis energi listrik dengan memanfaatkan sumber daya energi terbarukan dari aliran sungai atau saluran irigasi.
Turbin ini beroperasi berdasarkan prinsip tekanan hidrostatis, yang berbeda dengan turbin reaksi atau impuls.
Mahasiswa seperti Alexandro Gaten merasa senang berpartisipasi dalam proyek ini.
BACA JUGA:6 Cara Menghindari Kemiskinan Ala Rasulullah
BACA JUGA:ZAKAT PAYROLL SYSTEM, Catatan kecil FGD BAZNAS Palembang
"Karena memiliki manfaat lingkungan dan melibatkan pembangkit listrik berbasis air,"ujarnya.
Mereka belajar tentang sistem kontrol bukaan pintu air dan mendapatkan pengalaman dalam sistem kelistrikan.
Serta pengenalan terhadap SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition), yang merupakan sistem kendali industri berbasis komputer.
Selain memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa, program Matching Fund ini juga memfasilitasi kerjasama yang erat antara lembaga pendidikan, industri, dan pemerintah daerah.
Dampak positifnya terasa di tingkat lokal dengan pemasangan pembangkit listrik mikrohidro di Minahasa Tenggara.
BACA JUGA:Wow, Biaya “Kost” Ronaldo di Saudi Arabia Rp 4,7 M per Bulan
Harapan ke depan adalah untuk terus mengembangkan hasil dari program Matching Fund ini.
Juga menjadikannya proyek percontohan dalam hilirisasi turbin ulir Archimedes untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro di Indonesia bagian Timur.
Hal ini akan mendorong perkembangan teknologi industri di Politeknik Negeri Manado melalui kolaborasi dengan industri dan pemerintah daerah. (Dod)