Kecanduan Game Online: Masalah yang Merajalela di Kalangan Remaja
Kecanduan game online sudah menjadi masalah yang semakin sering terjadi di kalangan remaja. Menurut seorang mantan pecandu game online, kebanyakan orang terjebak dalam permainan ini karena mereka merasa bosan.
Tidak hanya itu, banyak dari mereka bahkan melupakan aktivitas-aktivitas harian mereka, dan dalam beberapa kasus, mereka dapat melakukan tindakan negatif.
Seperti berbicara kasar, merusak barang-barang, atau bahkan menghabiskan uang yang mereka miliki untuk memenuhi kebutuhan dalam permainan.
Dampak negatif game online juga dapat dirasakan pada tubuh. Sinar biru yang dipancarkan oleh layar perangkat dapat merusak retina mata.
Selain itu, bermain game online tanpa henti dapat menyebabkan masalah fisik seperti kram otot, risiko obesitas, dan kerusakan postur tubuh seperti hiperlordosis dan skoliosis.
BACA JUGA:Dating Apps, Aplikasi Khusus Cari Jodoh, Berikut Tips Menggunakannya
BACA JUGA:Maksimalkan Aplikasi Songket dan Lancang Kuning
Pengaruh pada Kesejahteraan Mental
Game online juga dapat memengaruhi kesejahteraan mental. Beberapa game online seringkali mengandung adegan kekerasan, yang dapat memengaruhi perilaku pemainnya.
Selain itu, fenomena cyberbullying sering terjadi dalam komunitas permainan online, yang dapat berdampak buruk pada aspek sosial dan psikologis pemain.
Upaya Pencegahan dan Solusi
Sheila Noberta, seorang spesialis kesehatan, merekomendasikan beberapa langkah untuk mencegah kecanduan game online.
Langkah-langkah tersebut melibatkan pembatasan penggunaan perangkat, meningkatkan aktivitas fisik, dan mengalihkan perhatian ke aktivitas yang lebih bermanfaat, seperti membaca.
Menurut laporan We Are Social, pada kuartal pertama tahun 2022, hampir 95% pengguna internet di Indonesia bermain video game dengan berbagai perangkat.
Data ini menempatkan Indonesia di peringkat kedua di dunia dalam hal persentase pemain game, hanya setelah Filipina.