Data Pertamina EP Prabumulih Field, Danau Shuji merupakan peninggalan sejarah markas tentara Jepang jadi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan terdapat 2.770 penerima manfaat tidak langsung (Desa Lembak). Ada pula tiga inovasi program secara umum yakni POKDARLING (kelompok sadar lingkungan) berjumlah 10 anggota fokus kegiatan three step composting dan ganggang hydrilla sebagai pakan ternak, pembuatan perahu dan furniture daur ulang serta inovasi teranyar pembangunan bio toilet dan kompos bio toilet.
PROTABERDASI (program tanggap bencana kebakaran danau shuji) berjumlah 15 anggota disibukkan dengan asosiasi profesi K3L dan PEP Prabumulih, pembuatan posko siaga bencana, bak penampungan air dan sarana fasilitas bencana kebakaran. Adapula POKDARWIS (kelompok sadar wisata) berjumlah 61 anggota dengan kegiatan budidaya dan sayuran aquaponik, kerupuk dan kemplang, pojok baca Shuji yang terdapat web-app, buku saku wisata dan website reservasi online, sablon kaos souvenir khas Shuji, camping ground, gerai oleh-oleh khas Shuji.
Lalu bagaimana Danau Shuji bisa mengumrahkan karyawan? Ada program tabungan umrah yang menyisihkan 25 persen dari hasil pendapatan bulanan anggota Pokdarwis sehingga dapat melaksanakan umrah untuk meningkatkan spiritualnya. Capaian ini membuktikan program Mbak Dewi Shuji mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan memaksimalkan potensi SDA dan SDM di Desa Lembak.
Danau Shuji juga kerap mendapatkan penghargaan bergengsi. Pernah meraih juara 3 Anugerah Pesona Indonesia 2021, juara I kategori destinasi baru dalam ajang Anugerah Desa Wisata Provinsi Sumsel 2021 dan juga mengirimkan jurnal sehingga danau Shuji mendapat penghargaan Internasional dari Pakistan dan Vietnam.
Bio Toilet Kurangi Pencemaran Air
Penjabat sementara (Pjs) Head Of Comrel & CID PT PHRZ 4, Erwin Hendra Putra dibincangi selasa (10/10) menyebutkan, bio toilet mulai dibangun di Danau Shuji sejak tahun 2023 yang saat ini masih proses implementasi. Dimana, proses pengambilan dan penampungan sudah ditambah dengan bio enzim bermacam-macam dari tanaman sehingga aman untuk diolah dan digunakan sebagai pupuk. "Karena kami tidak akan menerbitkan inovasi jika tidak ada kajian dan kami komitmen setiap inovasi ada kajian yang dilakukan dari dunia pendidikan," sebutnya.
Inovasi Bio toilet sendiri, pihaknya mengambil landasan Internasional. Bukan hanya Danau Shuji, bio toilet juga akan dikolaborasikan kepada penerima CSR PHRZ 4, seperti KWT (Kelompok Wanita Tani) di Patih Galung, kelompok pengelola serat nanas dari hulu ke hilir dan lainnya. "Goals-nya kolaborasi ke seluruh penerima program CSR," sambungnya.
Adapun bio toilet di Danau Shuji, diharapkan dengan adanya camping grown di Danau Shuji maka kegiatan malam hari akan meningkat dan juga dengan bertambahnya jumlah pengunjung yang bertujuan mengurangi pencemaran air. Pihaknya juga berpikir dengan penambahan toilet tidak mencemari air di Danau Shuji khususnya.
Untuk prosesnya sendiri, kotoran yang dihasilkan oleh Bio Toilet, difermentasi dan dikasih eko enzim berupa ranting pohon dan tanaman lainnya yang kemudian diolah menjadi pupuk. "Kami telah melakukan kajian dan audiensi dengan Polsri dan Dewan sehingga Bio Toilet layak dinaikkan tahun ini. Kami juga melibatkan dosen Polsri dari berbagai jurusan, insya Allah aman," sebutnya mengaku bio toilet yang bekerja sama dengan Poltek Unsri merupakan yang pertama di Sumsel.
Program Danau Shuji diperlebar sehingga penerima manfaat semakin bertambah. "Dari Danau yang dulunya sampah bisa mendapatkan penghasilan dan mudah-mudahan tahun depan lebih banyak lagi kelompok umrah dari Danau Shuji sebagai salah satu program wisata berbasis religi yang alhamdulillah sudah 16 orang diberangkatkan umrah," sambungnya.
Ditambahkan Syafei, Pjs Kepala Perwakilan SKK Migas mengapresiasi Program Pengembangan Masyarakat (PPM). "PHRZ 4 berhasil menyulap danau yang penuh sampah lingkungan yang kumuh menjadi tempat rekreasi dan inovasi," sebutnya.
Gesit Prawati Ningsih, Sub Koordinator Kerjasama Bilateral dan Dalam Negeri Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM mengatakan, kegiatan PPM ini membuatnya sangat terharu terlebih mendengar bagaimana latar belakang kegiatan PNM bisa dilaksanakan dan memberikan setinggi-tinggi nya apresiasi terhadap masyarakat di sekitar ini karena pihaknya yang tinggal di wilayah perkotaan belum tentu mampu melaksanakan kegiatan semacam ini.
"Pak Bob menurut saya adalah seorang komunikator yang baik dan kami bertugas mengawasi kegiatan ini," terangnya. Dengan adanya Mbak Dewi Shuji diharapkan menjadi ikon dan berdampak pada ekonomi Nasional dan berkelanjutan. "Karena tahun depan kami akan berkoordinasi dengan KemenParekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)," bebernya.
Selama ini, dunia migas kerja sama di industri migas sudah dilakukan bertahun-tahun tapi pihaknya di pusat berusaha untuk ketika ada investasi internasional di negara harus memberikan dampak sebesar-besarnya kepada masyarakat dan bisa jadi contoh terciptanya lapangan kerja dan peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
Kades Lembak, Jasmadi SH menyebutkan, dengan adanya program Mbak Dewi Shuji telah memberikan peningkatan perekonomian bagi masyarakat kami. "Terima kasih Prabumulih Field," sebutnya.