"Sekarang kan tidak ada lagi otoriter, tapi mahasiswa agak sulit diperankan karena masa studinya yang pendek jadi mahasiswa belum begitu matang memahami situasi politik. Tapi saya percaya pergerakan mahasiswa masih ada," ungkapnya. Pius merasa untuk bentuk pergerakan mahasiswa pada zamannya dengan zaman sekarang sama saja. Namun, pergerakan saat ini lebih mudah karena dibantu adanya sosial media."Mahasiswa harus arif menggunakan sosial media sebagai alat pelengkapan ide-ide dan mempertahankan daya kritis. Kalau sekarang tekanan mahasiswa harus menyelesaikan kuliah secara cepat," ujarnya.
Wakil Gubernur Sumsel, H Mawardi Yahya menyambut baik kegiatan bedah buku yang diselenggarakan ini. "Perjuangan demokrasi dan keyakinan politik Pak Pius dan aktivis 98 dapat menjadi penanaman nilai-nilai positif bagi mahasiswa," ujar Mawardi. Orang nomor 2 di Sumsel ini mengajak semua pihak berperan aktif melakukan bedah buku ini dengan harapan memberi pengetahuan dan pencerahan.Rektor Universitas Sriwijaya (Unsri), Prof Dr Ir H Anis Sagaff, MSCE IPU ASEAN Eng mendeklarasikan bahwa Unsri merupakan universitas yang maju dan jaya dengan sumberdaya manusia unggul berakhlak mulia. "Buktinya mahasiswa Unsri rata-rata lulus 3,5 tahun atau 7 semester," tukasnya. Ia mengatakan, mahasiswa Unsri merupakan anak-anak cerdas. Semua lulus tes dengan persaingan ketat. (nni/fad)
Kategori :