PALEMBANG – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di musim kemarau tak dapat dihindarkan. Kemarin (16/9) kembali terjadi di perbatasan Mariana dan Palembang. Kejadian itu menimpa lahan kering seluas 3 hektare di Kampung Sambirejo, Kelurahan Mariana Induk, Kecamatan Banyuasin 1, Kabupaten Banyuasin.
“Penyebabnya tak lain musim kemarau panjang yang melanda selama beberapa bulan terakhir,” ujar Kanit Reskrim Polsek Mariana, Iptu July saat meninjau lokasi.Dikatakan, kebakaran terdeteksi setelah satu titik panas atau hot spot muncul, ini menjadi indikator potensi karhutla di Kampung Sambirejo. Namun berkat kerja sama yang baik antara TNI, Polri, dan Kecamatan Kelurahan Mariana Induk, Kelurahan Mariana Ilir, serta dukungan masyarakat, api berhasil dipadamkan kurang dari tiga jam.
“Rasa syukur atas kerja sama ini, situasi di Kelurahan Mariana saat ini sudah terkendali dan terkontrol,” tegasnya.Lurah Mariana, M Fahmi, menjelaskan yang terbakar adalah daerah lahan kering seluas 3 hektare. Pemadaman melibatkan anggota TNI dan Polri, tim kecamatan, Kelurahan Mariana Ilir, serta dukungan berbagai perusahaan di Kecamatan Banyuasin 1, termasuk Pertamina Galangan Kapal Mariana Bahagia hingga PT SAP dan Puskesmas Mariana. Fahmi menekankan kepada masyarakat pentingnya tidak melakukan pembakaran lahan selama musim kemarau, terutama saat membuka lahan baru. Selain ancaman sanksi pidana, upaya ini bertujuan mencegah terjadinya kebakaran yang dapat merugikan banyak pihak. Dikatakan, ada 2 wilayah lahan kering yang rentan terbakar, yaitu daerah Mariana dan Prajen Kecamatan Banyuasin 1. Pihaknya pun mendirikan posko karhutla untuk mengantisipasi kebakaran di masa mendatang. Posko ini akan ditempatkan di area-area yang masuk kategori lahan kering dan rawan terbakar, sehingga upaya pencegahan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efektif.
"Kami telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, baik swasta desa, serta kecamatan untuk mengantisipasi kahutla. Selanjutnya kami akan mendirikan posko," pungkasnya. (iol/fad/)
Kategori :