*Melihat Perjuangan Usaha Islamiah, Pemilik Pondok Pindang Umak
SUMATERAEKSPRES.ID - PUNYA usaha kuliner yang tergolong sukses di Kota Palembang tak membuat Islamiah, pemilik Pondok Pindang Umak terlena.
Ia tetap bekerja keras penuh semangat dan tak ingin keterpurukan bangkrut di masa lalu kembali dialami.
Ardila Wahyuni - PALEMBANG
WANITA senja yang biasa disapa Umak ini menyebut ia harus tetap berjuang karena di pundaknya masih banyak tanggung jawab yang harus ia pikul.
“Umak selalu berdoa agar rezeki Umak jangan dikurangi, karena ada banyak orang yang membutuhkan Umak. Umak punya karyawan 80 orang lebih.
Ada anak yatim yang Umak urus. Ada juga saudara-saudara Umak yang harus dibantu,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca saat dibincangi akhir pekan lalu.
Awalnya Islamiah merintis usaha rumah makan pindang di Jalan Lintas Timur selama satu tahun dan terus meningkat hingga berada di masa kejayaan selama 10 tahun.
“Pelanggan setia Umak itu bus-bus jurusan Palembang ke Lampung, Bandung, dan lainnya seperti Damri, Udayana, IMI, dan lainnya,” jelas Umak.
Namun tak disangka, bertepatan dengan Presiden Soeharto lengser, ia juga ikut gulung tikar.
Setelah itu selama empat tahun, Umak berpindah-pindah tempat untuk mulai usaha rumah makan baru dari nol lagi.
“Walau bagaimana pun, suka duka dihujat, merantau empat kali, jatuh bangun demi anak dan cucu.
Umak tidak putus asa, tidak ada dalam kamus Umak malu, tapi anak butuh biaya untuk kuliah,” ujarnya sambil meneteskan air mata.
Kejadian terburuk pernah ia alami saat banting setir berkebun di atas tanah seluas 64 hektare. Namun ia harus merelakan kebun tersebut diambil orang saat siap disadap.
“Umak hanya bisa sabar dan ikhlas. Lebih baik orang yang ambil punya Umak daripada Umak yang mengambil punya orang.
Kita meninggalkan dunia ini sehelai rambut pun tidak akan dibawa, apalagi kebun karet,” ucapnya lirih.