BATURAJA – Meski saat ini masuk musim kemarau, bukan berarti tidak ada petani yang berani menggarap sawah. Masih ada sejumlah petani yang tetap menggarap sawah. Khususnya petani yang memiliki lahan dekat dengan jalur perairan atau sungai. Seperti petani yang memiliki lahan di daerah Kecamatan Pengandonan, OKU. Di sini banyak yang melakukan penanaman bibit padi. Bahkan bibit padi sudah banyak yang tumbuh dan terlihat menghijau. Adanya petani penggarap lahan yang bertanam padi saat kemarau ini juga diakui Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian OKU, Septi Anita SP MSi. “Memang masih ada yang tetap bertanam padi saat kemarau,” kata Septi, kemarin (30/8). Dikatakan, karena areal persawahan ini membutuh-kan air dalam jumlah cukup biasanya petani yang bertanam padi saat kemarau berlokasi di daerah Ulu.
‘’Umumnya kawasan yang melakukan penanaman masih terdapat aliran air walaupuan saat masuk kemarau nanti,’’ katanya.Menurut Septi, petani yang bertanam padi saat kemarau biasanya mereka yang berada dekat jalur air. ‘’Karena areal persawahan ini juga memerlukan air dalam jumlah yang cukup. Sebab bila terlalu kering maka tanaman bisa mati dan berakibat gagal panen,’’ ujarnya. Menurut Septi, sebagian besar petani lainnya setelah masa panen pada April dan Mei 2023 lalu, sebagian petani menunggu saat mulai mendekati masuk musim penghujan. ‘’Seperti petani yang menggunakan sistim pertanian tadah hujan,’’ katanya. Disebutnya, masa panen menjadi waktu yang dinanti setelah menanam padi. Terlebih hasil dari panen berupa beras menjadi komoditi yang bisa menunjang perekonomian para petani. “Termasuk menunjang program Sumsel Mandiri Pangan,” ujarnya. Lazimnya petani di OKU setelah panen biasanya menyimpan stok dari hasil panen untuk dikonsumsi bersama keluarga. Kalau dirasakan butuh maka baru dijual sesuai kebutuhan. Areal persawahan tersebar seperti di Kecamatan Baturaja Timur, Pengandonan, Muarajaya, Semidang Aji, Ulu Ogan. (bis)