JAKARTA - Sejak 20 Juli 2023, India dikabarkan menghentikan ekspor beras. Negara tersebut merupakan pengekspor beras terbesar di dunia dengan kontribusi lebih dari 40 persen pengiriman global. Meski sejauh ini, khususnya di tahun ini, Indonesia belum memiliki kerja sama impor beras dari India, situasi tersebut tetap dicermati. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, mengatakan, kondisi tersebut menegaskan bahwa Indonesia memang sebaiknya tidak bergantung pada impor beras.
”Makanya kita harus mandiri pangan. Walaupun menteri perdagangan, saya tidak suka adanya impor beras,” ujarnya, akhir pekan lalu.Lebih lanjut, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menambahkan, Indonesia akan tetap mengutamakan pemenuhan stok beras lokal. ”Sesuai dengan apa yang disampaikan oleh menteri perdagangan, bahwa ini ke depan yang penting bagaimana stok itu cukup. Ya, tentunya kita mengutamakan kemandirian lokal,” kata Jerry. Pihaknya akan terus memastikan stok beras di Indonesia mencukupi serta terus memantau dan membahas perkembangan dari kebijakan tersebut. ”Yang penting, kita seperti hari ini kan dalam kondisi kondusif. Pokoknya, intinya yang paling penting adalah pemenuhan kebutuhan dan tentunya pengutamaan beras-beras lokal,” ujarnya. India diketahui mengeluarkan kebijakan stop ekspor beras lantaran hujan lebat yang telah merusak panen. Akibatnya, harga beras naik lebih dari 11 persen selama 12 bulan terakhir. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa Indonesia tak bergantung pada pemenuhan stok beras dari India. Pemenuhan cadangan beras pemerintah (CBP) diprioritaskan bersumber dari dalam negeri.
”Meski ada penugasan untuk impor sebanyak 2 juta ton beras, tapi itu tak diambil dari India. Justru pemerintah India yang menawarkan dilakukannya trade balancing dengan Indonesia,” ujarnya.Arief mengatakan, pemerintah telah mempersiapkan berbagai langkah untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras. Utamanya dalam memastikan stok CBP bisa dipenuhi lebih dulu dari produksi dalam negeri. ”Kita akan pastikan bahwa Indonesia memiliki stok yang cukup. Hitungannya carry over dari 2022 ke 2023 itu ada sekitar 4 juta ton, kemudian dari amatan KSA (kerangka sampel area, red) kita punya produksi lebih dari 2,8 juta ton amatan bulan Mei. Jadi, kita optimistis beras aman,” ungkapnya. (jp/fad)
Kategori :