*Surplus 1 Juta Ton Beras
*Antisipasi Dampak El Nino
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Enam provinsi penyangga pangan nasional, salah satunya Sumatera Selatan (Sumsel). Pemerintah berikan amanah besar untuk menghadapi dampak El Nino yang akan melanda Indonesia. Apa itu? Meningkatkan surplus atau over stock beras menjadi 1 juta ton dari yang sudah tercapai saat ini.Permintaan khusus pemerintah pusat itu terungkap dalam rapat koordinasi (rakor) antisipasi iklim ekstrem El Nino di Griya Agung, kemarin (17/7). “Harapn kita, over stock beras di Sumsel bisa ditingkatkan menjadi 1 juta ton,” kata Menteri Pertanian RI, Dr H Syahrul Yasin Limpo SH MSi MH.Menurutnya, kalau dihitung dari tingkat produksi, butuh peningkatan luas tanam padi sekitar 50 ribu hektar lagi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, produksi gabah kering giling (GKG) dan beras di Sumsel surplus. Pada 2019, produksi GKG mencapai 2,6 juta ton atau setara beras 1,48 juta ton. Pada 2020, produksi GKG 2,7 juta ton dengan produksi beras 1,5 juta ton. Lalu, 2021 tingkat produksi GKG 2,5 juta ton dengan produksi beras 1,4 juta ton. Nah, 2022 tingkat produksi GKG mencapai 2,7 juta ton dengan produksi beras 1,5 juta ton. Dari data produksi tersebut, konsumsi beras warga Sumsel 2019 sebanyak 821 ribu ton. Artinya ada surplus beras 665 ribu ton. Pada 2020, konsumsi 823 ribu ton dan surplus 751 ribu ton. Lalu, 2021 konsumsi sebanyak 843 ribu ton dan surplus 622 ribu ton. Tahun 2022, konsumsi sebanyak 850 ribu ton dan surplus 743 ribu ton. Kata Syahrul, Presiden memberikan perhatian khusus terhadap ancaman cuaca ekstrem dan El Nino yang berpotensi besar terjadi di wilayah Indonesia. Untuk itu, butuh perhatian yang sangat serius dari semua pihak. Tak terkecuali seluruh stakeholder pertanian.
Untuk itu, Kementerian Pertanian bersama para gubernur untuk mempersiapkan antisipasi dampak dari kekeringan akibat El Nino. “Ini juga jadi peringatan secara internasional,” jelasnya.Kata Mentan, ia mendapat petunjuk dari presiden untuk menyiapkan beberapa provinsi yang menunjukkan tren sangat baik dalam hal ketahanan pangan. Untuk jadi penyangga kepentingan nasional. Sumsel salah satunya. “Karena itu, hari ini (kemarin) saya dengan Pak Gubernur sudah melakukan komitmen. Sumsel menjadi booster kepentingan nasional dari berbagai prediksi dampak El Nino,” bebernya. Dalam seminggu ke depan, akan ada aksi nyata secara bertahap. Sejumlah upaya antisipasi dan adaptasi El Nino di sektor pertanian. Pertama, identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan. Lalu, mengelompokkan menjadi daerah zona merah, kuning dan hijau. Kemudian, percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan dan peningkatan ketersediaan alsintan untuk percepatan tanam. juga meningkatkan ketersediaan air. Dengan cara membangun/memperbaiki embung, dam, parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, serta pompanisasi. Selanjutnya, penyediaan benih tahan kekeringan dan OPT. Ada program 1.000 hektar adaptasi dan mitigasi dampak El Nino. Juga pengembangan pupuk organik terpusat dan mandiri. Meningkatkan dukungan pembiayaan KUR dan asuransi pertanian. Terakhir, penyiapan lumbung pangan sampai tingkat desa.
Kata Mentan, dampak positif program GSMP sudah terlihat. Salah satunya dengan telah menghasilkan over stock beras sampai 700 ribu ton lebih. “Kepentingan nasional sudah terkontribusi dari Sumsel,” bebernya.Menurutnya, keberhasilan ini harus terus didorong. Apalagi, Sumsel memiliki lahan yang bervariasi. Juga memiliki kemampuan pengairan yang cukup bagus dan jumlah SDM yang cukup. Gubernur Sumsel, H Herman Deru mengatakan, suatu kehormatan bagi Sumsel dapat kepercayaan untuk jadi penyangga pangan nasional. Khususnya untuk petani. “Berbagai kegiatan ini akan meningkatkan dan membuat ketahanan mental petani meningkat. Mereka jadi tidak merasa sendirian menghadapi musim kemarau,” imbuhnya. Di Sumsel, ada 10 kabupaten yang waspada khusus karhutla. “Alhamdulillah tiga tahun belakangan ini dapat terhindar dari dampak karhutla. Terbukti ada peningkatan produksi yang luar biasa untuk beras,” beber Deru. Soal harga pokok pembelian (HPP) beras, saat ini lumayan tinggi untuk tingkat petani. Gubernur berharap Bulog bisa meningkatkan serapan beras dari petani. Peran Bulog terasa ketika terjadi gejolak harga, lewat operasi pasar atau pasar murah.
“Untuk menghadapi dampak El Nino, kami minta bimbingan dan arahan supaya produktivitas terjaga,” tutur Deru.Mengenai peningkatan produksi, Sumsel banyak lahan rawa dan berhasil disulap jadi produktif sehingga. Jadi, meskipun El Nino, masih ada harapan bertahan dan meningkat. Untuk pupuk subsidi, tidak lagi ada masalah karena alokasi sudah pakai aplikasi. “Penyuluh di Sumsel ada 2.000 pendamping, untuk membimbing petani secara produksi,” tukasnya. Petani di kabupaten/kota telah diimbau untuk antisipasi cuaca ekstrem. Saat ini misalnya, ancaman kekeringan, yang mungkin berdampak pada sektor pertanian. “Kalau terjadi kemarau panjang, tentu berpengaruh pada pertanian,” kata Sekretaris Dinas Pertanian OKU, Husmin. Untuk saat ini, belum ada laporan dari masyarakat tentang lahan pertanian yang kekeringan. Tapi, di daerah Lengkiti, tanaman jagung petani mulai terpengaruh dengan tidak turunnya hujan. Padahal sedang masa pembungaan. Menyebabkan jagung tumbuh kerdil. “Sedangkan jagung membutuhkan air yang cukup,” imbuhnya. Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian OKU, Septi menambahkan, untuk sawah saat ini dalam persiapan tanam kembali. Usai rakor di Griya Agung, Mentan bersama Gubernur Sumsel langsung menuju OKI. Melakukan panen perdana sawit hasil program peremajaan sawit rakyat.(tin/bis)
Kategori :