PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) optimistis dapat mengejar penurunan angka stunting sehingga mencapai target yang ditetapkan Presiden atau secara nasional pada 2024 mendatang yakni sebesr 14 persen.
Gubernur Sumsel, H Herman Deru mengatakan berdasarkan standar WHO, stunting Sumsel sudah melewati. Karena standar WHO yang penting di bawah 20 persen, sementara Sumsel sudah 18,6 persen.
"Tapi Presiden kita menargetkan lebih khusus lagi kepada kita semua. Ini yang kita kejar," sampainya usai menghadiri penganugerahan balita sehat dan pembukaan penimbangan bayi se-Sumsel di atrium Palembang Indah Mall, Kamis (13/7).
Dikatakan, Provinsi Sumsel tahun ini menjadi provinsi terbaik dalam penurunan stunting, yakni sebesar 6,2 persen pada 2022. Itulah mengapa Sumsel menjadi tuan rumah Harganas tahun ini.
"Ke depan, pemerintah bersama semua stakeholder dan para orang tua akan terus berupaya agar angka stunting ini dapat turun, seperti memantau asupan makanan, posyandu di aktivasi lagi, dan penimbangan-penimbangan bukan hanya dilakukan secara ceremony saja," ujarnya.
Karenanya dirinya pun memberi apresiasi kegiatan yang dilakukan TP PKK Sumsel bersama Dinas Kesehatan yang menggelar lomba balita sehat dan timbang bayi serentak se-Sumsel.
"Timbang bayi Ini gunanya mendeteksi awal apakah anak-anak tumbuh dengan sehat atau tidak. Dari tinggi badannya, berat badan kurun waktu 1000 hari dari masa pembuahan.
Mudah-mudahan masih bisa diperbaiki bagi anak-anak yang kemungkinan stunting," jelasnya.
Secara khusus dirinya juga mengapresiasi lomba balita dan batita sehat tingkat Provinsi Sumsel, yang dinilai bukan hanya tumbuh kembang sang bayi juga kecerdasan yang diamati.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumsel, dr H Trisnawarman MKes SpKKLP menambahkan angka stunting di Sumsel yang masih tinggi di Musi Rawas 22 persen dan Banyuasin 24 persen.
"Mungkin kebetulan saat pemeriksaan stunting lokus/daerah yang diperiksa banyak stunting-nya, dan sebenarnya semua sudah diintervensi," tambahnya.
Terkait pencegahan dan penanggulangan stunting, pihaknya memberi imbauan kepada orang tua, mulai dari masa kehamilan,1000 hari itu harus terus dipantau, ketika sudah lahir anak diberi ASI ekslusif selama 6 bulan.
"Tenaga kesehatan juga melakukan promotif dan preventif, mulai dari tingkat puskesmas, posyandu, serta kunjungan ke daerah-daerah," jelasnya.
Lomba balita sehat se-Sumsel sendiri melihat tumbuh kembang bayi balita, guna memotivasi bayi lainnya sehingga tumbuh aktif dan mencegah gizi buruk serta stunting sehingga anak generasi bangsa sehat. "Seluruh puskesmas mengirim peserta, yang dibawa 2 anak setelah masing-masin memenangkan tingkat kabupaten/kota," katanya.
Adapun lomba ada 2 kategori, usia 0-24 bulan dan 2-5 tahun. "Kriteria pemenang yang dinilai berat badan, tinggi badan, gigi, diperiksa telinga, mata, hidung, semua organ tubuh diperiksa.
Kemudian psikologi, IQ anak dites kepintaran sesuai usia anak, dan bagaimana ia bersosialisasi," pungkasnya. (tin/fad)