Nopran Budi Setiawan, Petugas PPEP di Kecamatan Lempuing, OKI.
Sabar menjadi kunci untuk meraih sesuatu termasuk cara mendekati petani agar mereka mengurangi penggunaan racun. Karena penggunaan zat-zat kimia dalam pestisida ini akan membuat tanaman menjadi kebal terhadap pestisida. Bagaimana ceritanya? KHOIRUNNISAK-OKI INGIN INSTAN dan hasilnya cepat terlihat. Inilah yang membuat petani banyak menggunakan zat-zat kimia dalam melakukan penanaman. Mulai dari pupuk hingga pestisida. Cara ini memang memiliki keuntungan tapi juga banyak kekurangannya. Salah satunya tanaman akan bersifat resisten atau kebal terhadap pestisida. Hama atau organisme pengganggu tanaman (OPT) juga akan semakin kebal. Efektivitas dari pestisida akan menurun, sehingga tidak mampu mencegah hama dan kurang tepat sasaran. Selain itu, faktor penyebab resistensi hama ini adalah karena daya tahan hama itu sendiri. BACA JUGA:Proyek Gagal karena Perencanaan Tidak Matang Selain itu, penggunaan zat kimia juga akan membuat lingkungan tercemar. Hal inilah yang sering dilakukan petani. Selama ini mereka percaya semakin banyak menggunakan racun maka hama bisa cepat hilang. Pola pikir seperti ini harus diubah. Walaupuan tak bisa instan. Harus sedikit demi sedikit. Inilah yang coba dilakukan Nopran Budi Setiawan (32) Petugas Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian (PPEP) di Kecamatan Lempuing, OKI. Dengan sabar, dirinya harus memberikan pengertian kepada petani bahwa semakin sering diberi racun maka hama akan semakin resisten atau kebal.‘’Memang awalnya petani sulit menerima karena masih banyak yang percaya cara lama, tapi semakin kesini mereka mulai terbuka dan mau berkonsultasi dengan petugas,’’ ujarnya.Nopran pun mengaku sangat senang. Upaya pendekatan yang cukup lama dilakukan bisa berhasil. Sekarang petani sudah mulai mengurangi menggunakan racun untuk membunuh hama. Petani mulai terbuka pola pikirnya untuk mengubah kebiasaan lama. Tak dipungkiri, lanjut putra asli Lempuing ini, petani merasakan dampak dari penggunaan racun yang berlebihan terhadap tanamannya. Dia pun semakin bersemangat dalam membagi ilmu tentang hama penyakit tanaman ini pada petani. ‘’Alhamdulillah senang sekali meski setiap praktek saya selalu memberikan contoh,"kenangnya. Setiap harinya, Nopran harus mengelilingi 12 desa yang ada di Kecamatan Lempuing bersama petugas lainnya. Luas lahan di kecamatan ini sekitar 9.285 hektare. Panas terik yang melanda saat ini tidak menjadi kendala dirinya ke lapangan. Jika capek, Nopran hanya beristirahat di ladang. Banyak varietas padi yang di tanam petani. Di antaranya ada solaeman, ciherang, ciliwung. Tak jarang, petani mencoba varietas baru untuk melihat hasilnya. Banyak juga yang berhasil dengan menanam varietas baru tersebut. Dia mengatakan, di Lempuing umumnya masyarakat sejak dulu memang berprofesi sebagai petani. Banyak pengalaman yang mereka dapat, karena sudah puluhan tahun bergelut sebagai petani.
Pengalaman petani, lanjutnya, biasa dibagi kepada petugas sepertinya. ‘’Kami saling mengisi ilmu sehingga banyak hal baru yang didapat,"bebernya.(*/)
Kategori :