Keramasan-Betung Kelar September

Senin 16 Jan 2023 - 02:30 WIB
Reporter : admin
Editor : admin

*Terowongan Kerbau di Tol Indraprabu

SUMSEL - Keberadaan jalan tol yang ada di Sumatera Selatan (Sumsel) telah dirasakan manfaatnya. Palembang-Indralaya (Palindra) yang pertama selesai. Disusul Palembang-Lampung yang juga sudah beroperasi penuh. Kini tinggal Indralaya-Bengkulu dan Palembang-Betung yang masih dalam pengerjaan.

Khusus untuk tol Simpang Indralaya-Bengkulu, yang sudah hampir selesai di wilayah Sumsel yakni ruas Simpang Indralaya-Prabumulih. Panjangnya sekitar 65 km. Maret tahun ini (2023) akan beroperasional. Progres di lokasi sudah ditinjau Gubernur Sumsel H Herman Deru, Sabtu (14/1) lalu.

Baca Juga : Wow! Syahiddin Dapat Rp 1,2 Miliar, Rahasianya ini Nih Salah satu yang disambangi, gerbang tol Indraprabu, di Desa Karangan, Kecamatan Rambang Kapak Tengah (RKT), Kota Prabumulih. Dia mengusulkan, tol  ini diberi ciri khas khusus Tanjak. "Kalau ini sudah selesai, Palembang-Prabumulih hanya 1 jam,” imbuhnya. Dia menargetkan tol Indraprabu soft launching sebelum Lebaran Idulfitri sehingga bisa digunakan masyarakat saat mudik.

Meski hampir rampung, Deru merasa ada beberapa ruas yang belum nyaman. Mulai dari jalan berlubang hingga kondisi tikungan. “Harus dibuat lebih mantap, untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas," ucapnya.

Gubernur juga minta terowongan hewan di ruas tol ini dipertahankan. “Karena wilayah Indralaya ini banyak kerbau, jadi untuk terowongan kerbau,” bebernya. Project Director HK Tol Indraprabu, Sarjono, menjelaskan, progres konstruksi sudah mencapai 89 persen. "Mudah-mudahan mudik Lebaran sudah bisa dilewati. April insya Allah soft launching," ujarnya.
Wali Kota (Wako) Lubuk Linggau H SN Prana Putra Sohe masih optimis bahwa tol akan melewati Lubuk Linggau lalu tersambung ke Bengkulu. "Rencana jalur tol ini sudah lama sekali. Tidak gampang membuat itu, tentu dengan berbagai pertimbangan," ujarnya.

Setelah ruas tol Indralaya ke Prabumulih rampung, harapannya bisa segera dilanjutkan ke Muara Enim. "Dari Muara Enim ke Lubuk Linggau lalu ke Bengkulu. Kalau trase itu tidak jadi, akan banyak sekali yang diubah," bebernya.

Memang jalur ke Lubuk Linggau bukan prioritas sekarang. Sebelum Pemilu 2024, yang utama diselesaikan adalah ruas yang sudah dalam pengerjaan dan sedang berproses. Sedangkan jalur tol ke Lubuk Linggau memang belum berproses. Terakhir penetapan lokasi (penlok). "Jadi mungkin akan jadi perioritas setelah pemilu," kata Prana.

Baca Juga : Tarif Tol Gratis, Lebaran Nanti Palembang ke Prabumulih Cuma Satu Jam Sebelumnya, Kepala Dinas PUPR Kota Lubuk Linggau, Asril Asri, mengungkapkan, komunikasi terakhir dengan Kementerian PUPR, penlok di Lubuk Linggau mungkin akan ditinjau ulang. Kemungkinan trasenya berubah.

“Jika rencananya dari Muara Enim ke Lubuk Linggau, mungkin akan berubah dari Muara Enim ke Tanjung Enim, langsung terus Pulau Bay, Bengkulu," kata Asril Asri. Salah satu pertimbangan, Tanjung Enim merupakan kawasan industri, sama seperti Pulau Bay di Bengkulu. “Sedangkan  Lubuk Linggau baru rencana jadi kawasan industri," ungkapnya.

  Dia berharap, pemprov segera menyelesaikan jalan SP 9 Musi Rawas menuju PALI. Kemudian rampungkan tol Indraprabu. Kalau ini terealisasi, Lubuk Linggau ke Palembang yang selama ini 7-8 jam, bisa ditempuh lebih cepat. Sekitar 4 jam.

Untuk ruas tol Bengkulu-Taba Penanjung sepanjang 17,6 km telah beroperasi. Lanjutannya, ruas tol dari Taba Penanjung ke Lubuk Linggau sudah pasti dilanjutkan.

"Kita tunggu dari pemerintah pusat. Tahunnya belum dipastikan," ujar Branch Manager (BM) Tol Bengkulu-Taba Penanjung, Medya Gustian.

Medya juga membantah, penundaan lanjutan tol Bengkulu akibat penyidikan dugaan korupsi pembebasan lahan Tol Bengkulu-Taba Penanjung yang dilakukan oleh Kejaksaan Tinggi Bengkulu. "Pembebasan lahan itu tidak ada kaitannya. Karena berbeda dengan pembangunan jalan tol," ungkap dia.

Baca Juga : Aspal Halus Selimuti Tol Prabumulih
Untuk pembangunan lanjutan, ruas dari Taba Penanjung ke Kepahiang. Lalu, ke Kepahiang-Curup dan Lubuk Linggau.  Nah, ruas Taba Penanjung ke Kepahiang inilah yang akan memiliki dua terowongan. Terowongan pertama dengan panjang sekitar 3,5 km. yang kedua sepanjang 500 meter. "Dua trowongan ini lokasinya berbeda. Mudah-mudahan bisa segara dikerjakan pembangunannya," tandasnya.

Pj Sekretaris Daerah Muara Enim, H Riswandar SH MH mengatakan, perubahan trase pembangunan tol dari yang sebelumnya Bengkulu-Lubuk Linggau menjadi Bengkulu-Tanjung Enim baru sebatas rencana. "Belum ada tindak lanjutnya," ujarnya.

Kalau untuk ruas Prabumulih-Muara Enim, semua lahan yang akan digunakan untuk pembangunan tol sudah diinventarisir. Tnggal ganti rugi lahan. Diketahui, ruas tol Simpang Indralaya-Prabumulih-Muara Enim dikerjakan PT Hutama Karya. Panjangnya 119 km.

Sesi 1 Simpang Indralaya-Prabumulih dengan panjang 65 km akan selesai Maret 2023. Sementara Sesi 2, Prabumulih-Muara Enim memiliki panjang 54 km.

Terpisah, Ketua DPRD Kabupaten Muratara, Efriansyah, sangat menyayangkan jika tol Lubuk Linggau-Bengkulu bakal dialihkan.

Selama ini, jarak tempuh dari Musi Rawas-Lubuk Linggau-Muratara (MLM) ke Palembang rata-rata 7 jam perjalanan darat. "Jalan tol ini merupakan harapan yang sudah lama ditunggu masyarakat, khususnya di MLM. Bisa lebih hemat waktu kalau ada tol," katanya.

Bagaimana dengan tol penyelesaian Kayuagung-Palembang-Betung (Kapal Betung)? Ruas Palembang (Keramasan)-Betung memang jadi prioritas. PT Waskita Sriwijaya Tol (WST) tengah mempercepat penyelesaian konstruksinya.

Tol Kapal Betung telah beroperasi parsial sejak April 2020 lalu, tapi baru ruas Kayuagung-Palembang saja. Direktur Utama WST, Herwidiakto, menyampaikan, progres konstruksi ruas Keramasan-Betung telah mencapai 48,34 persen. Ditargetkan selesai pada triwulan III 2023.

Pengoperasiannya akan dilakukan secara bertahap. Tahap awal, segmen Sungai Rengas-Pangkalan Balai pada triwulan I tahun ini. Ada enam titik Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) atau rest area yang akan dibangun.

TIP itu diharap menjadi sarana bagi para pelaku UMKM  untuk bersama-sama memajukan perekonomian penduduk sekitar. Direktur Utama WTR, Rudi Purnomo mengatakan, konstruksi Tol Kapal Betung merupakan salah satu realisasi penyerapan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diterima PT Waskita Karya (persero) Tbk.

Pada 2021, dialokasikan Rp3 triliun serta fasilitas pinjaman investasi dari kreditur sebesar Rp2,9 triliun pada Juni 2022. Akhir  2022, kembali menerima dana PMN senilai Rp2 triliun. “Dengan adanya dana tersebut, seluruh kebutuhan pembiayaan untuk menyelesaikan tol Kapal Betung sebesar Rp7,9 triliun telah terpenuhi," kata Rudi

Bupati Banyuasin, H Askolani membenarkan, target selesainya tol Keramasan-Betung pada September 2023 ini. Exit tol di Sungai Rengas. Lanjut Seksi 2B dan Seksi 3 yang panjangnya mencapai 69,19 km.

Harapannya, dengan selesai tol, jalan lintas tidak macet lagi. "Ekonomi masyarakat juga meningkat," bebernya.

Ada juga exit tol di wilayah Pangkalan Balai. “Awalnya tidak masuk rencana. Tapi kami perjuangkan. Karena tidak ada manfaatnya keberadaan jalan tol kalau tidak ada exit tol di wilayah Pangkalan Balai, " imbuhnya.

Diketahui, ruas tol Kapal Betung memiliki total panjang mencapai 111,69 km. Pembangunannya dua tahap. Tahap I (Kayuagung-Keramasan) dan Tahap II (Keramasan-Betung).

Pada ruas tol Kapal Betung terdapat tiga jembatan bentang panjang. Pertama, Jembatan Ogan sepanjang 1.589 meter yang telah beroperasi. Memiliki ornamen yang kental budaya dan menunjukkan kearifan lokal Palembang sehingga dapat menjadi daya tarik turis di sekitar ruas tol.

Ada juga Jembatan Keramasan sepanjang 1.217 meter dan Jembatan Musi 5 sepanjang 1.684 meter yang masih dalam tahap konstruksi. Nantinya, setelah tol ini beroperasi penuh, perjalanan dari Kayuagung menuju Betung hanya makan waktu 1,5-2 jam saja. Jika melalui jalan lintas, bisa 5 jam.

Posisi ruas tol Kapal Betung yang terintegrasi dengan jalur backbone (jalur utama) Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dan Jalur Sirip Trans Sumatera dapat secara langsung membantu melancarkan arus distribusi dan laju perekonomian di Sumatera.

Jika tol ini sudah beroperasi penuh, maka jarak tempuh Kayuagung menuju Betung tinggal 1,5-2 jam saja dari yang selama ini 5 jam. Jalan tol ini jugat menjadi alternatif Jalintim serta sebagai penghubung jalan lintas Timur dan Tengah Sumatera yang tergolong padat. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan targetnya, hingga 2024 tol Trans Sumatera akan tersambung dari Lampung, tepatnya di Bakauheni, sampai ke Jambi.

Hanya jalan tol Palembang-Tanjung Api-Api (TAA) yang tinggal cerita. Tak ada lagi perkembangannya. Tol sepanjang 60 km ini dikeluarkan dari Proyek Strategis Nasional (PSN) pada 2020 lalu. Salah satu penyebab, belum ada kejelasan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) TAA.

Apalagi status KEK TAA sudah dicabut dan belum ada KEK lain di wilayah tersebut. Usaha untuk mewujudkan jalan bebas hambatan ke kawasan yang digadang-gadang akan jadi pintu keluar masuk komoditi ekspor impor Sumsel itu makin berat.

Estimasinya, pembangunan jalan tol Palembang-TAA membutuhkan dana mencapai Rp9 triliun. Itu estimasi 2020 lalu. "Karena ini konstruksinya cukup mahal, 60 kilometer, sebagian besar elevated, jalan layang, dan investasinya besar, makanya kami tunda dulu," jelas Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian.

Baca Juga : Tol Betung hingga Jambi Sudah Tahap Tender, Nilai Pembangunannya Fantastis
Kementerian PUPR sudah komunikasi dengan Kemenhub RI. Diketahui, rencana pembangunan Pelabuhan TAA belum final. Belum ada kejelasan kapan dibangun sehingga dirasa tidak akan efektif jika dibangun jalan tol. Pada 2021, Pemprov Sumsel mengusulkan kembali agar pemerintah pusat memasukan lagi tol TAA dalam PSN. Tapi setelah itu tidak ada cerita.

Tahun lalu (2022), Menhub Budi Karya Sumadi sudah berkunjung ke Tanjung Carat. Lalu beberapa kali mencuat rencana groundbreaking Pelabuhan Tanjung Carat belum terlaksana. (fin/dik/lid/zul/qda)

Tags :
Kategori :

Terkait