*Diduga Terserang Virus
*Bupati Koordinasi Pemerintah Pusat
MURATARA- Puluhan kerbau milik warga di Kabupaten Musirawas Utara (Muratara), ditemukan mati mendadak. Kondisi itu menimbulkan kekhawatiran pemilik hewan ternak itu. Mereka takut penyebab kematian yang belum diketahui itu akan menular dan menyebar luas di wilayah Muratara.
Adi, pemilik ternak kerbau di Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara, saat dibincangi Jumat (19/5) mengaku saat ini mereka mengkhawatirkan desas-desus bahwa kematian kerbau itu akibat virus yang belum diketahui jenisnya. Bahkan dikabarkan dalam satu pekan terakhir, sudah puluhan ekor kerbau ditemukan mati tragis di semak-semak, hingga di perkebunan milik warga tanpa sebab yang jelas.
"Kabarnyo sudah banyak kerbau yang mati, sampe Bupati umumke di medsos seluruh kerbau mesti divaksin biar idak keno virus," katanya, Jumat (19/5).
Adi mengaku kerbau merupakan salah satu aset berharga bagi masyarakat di Kabupaten Muratara, bahkan harga investasinya melebihi emas, rumah, maupun mobil berkelas.
Warga meminta kasus kematian puluhan kerbau itu diselidiki lebih lanjut oleh pihak terkait. "Untuk di wilayah Rupit kasus itu belum ado, baru di wilayah Rawas Ulu samo Karang Dapo, Rawas Ilir banyak kerbau yang mati mendadak," timpalnya.
Adi mengungkapkan, untuk harga investasi kerbau sendiri satu ekor bisa mencapai Rp35-50 juta, tergantung jenis kelamin dan bobot, bibit kerbau itu sendiri. Dia mengaku, virus yang menyerang hewan kerbau di Muratara ini, seperti kasus kematian mendadak sejumlah hama babi beberapa waktu lalu. "Kabarnya hampir samo cak kasus Sembawa (babi hutan, red) kemarin, tiba-tiba mati. Idak keruan di kebun, di dekat permukiman, ado di sungai," jelasnya.
Dia mengaku, jika dia kehilangan satu ekor kerbau otomatis sudah menderita puluhan juta rupiah. Terlebih lagi jika terdampak terhadap kerbau indukan, kondisi itu tentunya akan lebih parah lagi.
Sementara itu, Bupati Muratara H Devi Suhartoni dalam medsosnya mengkonfirmasi jika banyak kerbau milik warga di Muratara mati mendadak. Pihaknya sudah menginstruksikan dinas terkait untuk turun mengambil sampel dan melakukan vaksinasi terhadap ternak milik warga tersebut.
"Banyak kerbau mati dan untuk masyarakat tolong terus koordinasi kami pemerintah kesulitan, saat ini kerbau kita liar semua idak di kandang. Jadi mau ngecek yang idup ko susah," tulisnya.
Bupati menegaskan, jika mereka sudah segera tanggap dan saat ini berkoordinasi dengan provinsi dan pemerintah pusat untuk mengirimkan tenaga ahli dan obat-obatan. "Kami sekarang terus di lapangan memantau dan sebagian organ kerbau sudah dikirim ke provinsi untuk dianalisa penyakitnya," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Muratara, Ade Mairi membenarkan jika saat ini tengah terjadi fenomena hewan ternak milik warga jenis kerbau banyak yang mati mendadak.
Pihaknya mengaku sudah melakukan uji sampel dan mengirimkan sampel ke lab Provinsi Lampung untuk diteliti. "Kita belum tahu penyebabnya apa, apakah virus atau yang lainnya. Tapi saat ini kita belum tetapkan status gawat darurat, karena datanya masih diinvetarisir," tutupnya.(zul/)