“Kita masih tunggu selesai perpanjangan pelunasan tahap 2 pada 19 Mei nanti,” kata Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Sumsel, H Armet Dachil, kemarin (17/5).Karena masih ada kekosongan kuota 335 jemaah lagi, panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) embarkasi Palembang belum bisa menyusun kloter berikut jadwal keberangkatan dan kepulangan. Sekretaris Forum KBIHU Sumsel, H Fery Munandar mengatakan, selain menantikan susunan kloter dan jadwal keberangkatan, mereka dan para jemaah juga berharap masih ada peluang untuk mahrom suami/istri dan pendamping jemaah lanjut usia (lansia). “Kalau saja sampai 19 Mei kuota tidak terpenuhi, lalu Kemenag akhirnya memberikan kesempatan kepada mahrom dan pendamping untuk berangkat,” ucapnya, kemarin. Diungkap Fery, ada cukup banyak JCH yang punya potensi menunda atau batal jika berangkat tanpa suami/istri. BACA JUGA : Bertahap, Penyidik Periksa Semua Ketua Cabor “Patensinya ada. Di kami saja ada sekitar 20 orang. Padahal, kalau diberikan kuota untuk mahrom dan pendamping, mereka sudah siap melunasi dan siap berangkat semua,” beber dia. Namun, hingga keluar aturan perpanjangan pelunasan tahap dua, tetap tidak ada kuota untuk mahrom dan pendamping lansia. Dengan jumlah sekitar 60 jemaah Sumsel masuk kategori lansia, ini bakal membenani KBIHU. Sebab, petugas kloter, termasuk satu dokter dan dua perawat tidak akan mampu mengh-handle semua. Untuk itu, pasti butuh peran besar dari perwakilan KBIHU yang ikut dalam kloter itu.
“Tanpa pendamping, siapa yang akan mengurus para lansia itu. Makanya sudah pasti ini membebani KBIHU,” tegasnya.Khusus KBIHU Miftahussalam, punya jaringan di Tanah Suci. Bagi keluarga yang menitipkan jemaah lansia untuk didampingi secara ‘khusus’, maka petugasnya akan disiapkan.
Kategori :