MUARADUA - Abdurahman Ujang, warga Dusun 1 Desa Serumpun Jaya Kecamatan BPRRT OKU Selatan menerapkan program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) dengan cara berkebun pepaya california. ‘’Membudidayakan pepaya ini biaya perawatannya lebih rendah jika dibandingkan perawatan budidaya kebun kopi. Karenanya saya tertarik membudidayakan pepaya,’’ ujarnya.
Dikatakannya, dulunya dia memiliki kebun kopi. ‘’Tetapi karena tanaman sudah tua butuh peremajaan. Lalu terpikirlah untuk membuka kebun pepaya yang sudah berjalan sekitar 18 bulan ke belakang ini," jelas Ujang.Untuk lahan kebun pepaya yang sudah menghasilkan tersebut, dikatakannya memiliki luas sekitar 1 hektare. Saat ini menghasilkan per panen mingguan 800 kg pepaya. Namun jumlah ini sebenarnya sudah mulai turun jika dibandingkan saat masa produktif yakni 7-8 bulan usai penanaman. "Kalau saat usia produktif kemarin, kita bisa petik panen sampai 1 hingga 1,2 ton," terangnya.
Dengan hasil sebesar itu, sebenarnya income saat panen cukup lumayan. Meskipun dengan harga standar saat ini yakni Rp2.500- Rp3.000 perkg. "Kalau di sini untuk penjualan tidak begitu repot, karena sudah ada pengepul langganan yang rutin masuk ke desa," jelasnya.Terkait hasil yang didapat selama ini, menurutnya berkat usaha berkebun atau menerapkan program GSMP. Program yang diinisiasi Gubernur Sumsel H Herman Deru ini sangat banyak manfaat. Apalagi jika dibandingkan dengan lahan tersebut masih berupa lahan tidur dan tidak menghasilkan apa pun sebelumnya. ‘’GSMP jelas program yang sangat bagus,’’ ujarnya. Dikatakan, dirinya berencana menambah kebun pepaya. Apalagi selama ini hasil kebun yang bagus. ‘’Rencananya kita akan membuka lahan baru untuk kebun pepaya seluas 2 hektare. Selain itu sata juga akan membuka lahan kosong lainya untuk tanaman alpukat," pungkasnya. (end/)
Kategori :