Prospek Mobil Listrik Cerah

*Insentif Pacu Minat Konsumen

PALEMBANG – Tahun ini penjualan mobil listrik diprediksi akan terus meningkat dibanding tahun sebelumnya. Pasalnya, selain pemerintah gencar mendorong ekosistem kendaraan listrik, beberapa pabrikan otomotif juga dikabarkan tengah menyiapkan line up terbaru untuk mobil listriknya.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi mengatakan penjualan mobil listrik tahun 2023 sangat mungkin bakal meningkat. "Kalau kita lihat prospek penjualan mobil lsitrik membaik sekali dibandingkan 2021 dan 2022. Penjualan mobil listrik tahun lalu sudah luar biasa, saya rasa tahun ini kekuatan mobil listrik bakal terus berlanjut, " kata Nangoi.

Dia juga berharap tahun ini harga mobil listrik bisa lebih terkangkau, karena hal tersebut dapat menjadi pemicu masyarakat membeli kendaraan ramah lingkungan tersebut. "Jadi mudah-mudahan, terutama mobil listrik mobil listrik yang harganya lebih terjangkau bisa menjadi pemicu minat masyarakat mulai beralih ke mobil listrik," jelasnya. Baca juga : Selain di Bioskop, Film Bismillah Kunikahi Suamimu Juga Bisa Hadir Disini

Dari sisi pemerintahan, saat ini tengah berupaya mendorong ekosistem kendaraan listrik dengan memberikan insentif pada setiap pembelian mobil listrik dengan syarat produk tersebut buatan Indonesia. Bahkan, pemerintah sempat mengatakan akan menggelontorkan Rp5 triliun untuk mendorong ekosistem EV di Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang telah memperkirakan insentif kendaraan listrik sebesar Rp80 juta untuk BEV, hybrid Rp40 juta, dan sepeda motor listrik Rp8 juta. Diketahui penjualan mobil listrik di Indonesia sepanjang 2022 tercatat sebanyak 15.437 unit, kinerja itu melambung 383,62 persen. Rinciannya, mobil listrik murni atau BEV terjual sebanyak 10.327 unit, sedangkan hybrid terjual 5.100 unit sepanjang tahun lalu.

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah tengah merumuskan formulasi pemberian insentif mobil listrik dan motor listrik, sehingga mampu mengangkat angka pemakaian. “Kita lagi mengatur formulasinya tentang sweetener, model apa yang paling pantas dan kompetitif untuk kita bangun," kata Bahlil, Jumat (13/1).

Menurut dia, Indonesia perlu menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang tak kalah menarik dibanding negara lain, termasuk negeri tetangga seperti Thailand. Selain bisa membuka lapangan pekerjaan, juga mendorong minat pembeli lewat penyaluran insentif sebagai pemanis (sweetener).

"Jadi yang kita bangun ke depan adalah ekosistem pembangunan EV dan motor listrik. Itu adalah penciptaan lapangan pekerjaan, karena hari ini kita tahu beberapa negara lain seperti Thailand itu banyak sekali memberi sweetener," tuturnya. "Itu yang kemudian merangsang untuk industrinya dibangun dalam negara mereka, dan Indonesia tidak boleh kalah," seru Bahlil.

Bahlil menyebut, Indonesia punya potensi pasar yang sangat besar. Dia pun tak ingin pasar tersebut justru dikuasai oleh produk-produk dari luar negeri. Sebaliknya, ia mendorong para pelaku industri kendaraan listrik Tanah Air untuk melakukan penetrasi ke pasar-pasar ekspor. Khususnya dimotori oleh perusahaan-perusahaan BUMN. "Nah, ini mungkin yang perlu saya sampaikan terkait dengan hal itu. BUMN juga disampaikan untuk melakukan penyiapan infrastruktur yang lain," pungkasnya. (fad)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan