Tanam Hidroponik di Lapas Sekayu: Wujudkan Kemandirian dan Keterampilan Warga Binaan

Reporter: Yudhi Ariandi |

Editor: Rian Sumeks |

Sabtu , 07 Dec 2024 - 13:28

Tanam Hidroponik di Lapas Sekayu: Wujudkan Kemandirian dan Keterampilan Warga Binaan-FOTO: YUDI/SUMEKS-

MUBA, SUMATERAEKSPRES.ID - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sekayu, Sabtu (07/12/2024), mengadakan kegiatan perawatan tanaman hidroponik sebagai bagian dari upaya meningkatkan kemandirian dan keterampilan warga binaan.

Program ini tidak hanya berfokus pada rehabilitasi lingkungan, tetapi juga memberikan bekal keterampilan praktis yang bermanfaat bagi mereka setelah bebas.

Kepala Lapas Sekayu, Yosef Leonard Sihombing, mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan asri di dalam Lapas.

Selain itu, program budidaya hidroponik ini dirancang untuk mengajarkan warga binaan tentang teknologi pertanian modern yang relevan dengan perkembangan zaman.

“Hidroponik adalah metode pertanian tanpa menggunakan tanah. Kami berharap, melalui program ini, warga binaan tidak hanya bisa mempelajari cara bertani dengan teknologi terkini, tetapi juga dapat mengaplikasikannya setelah mereka bebas,” jelas Yosef.

Dalam sistem hidroponik yang diterapkan di Lapas Sekayu, tanaman tumbuh dengan menggunakan air dan nutrisi khusus, tanpa memerlukan tanah.

Berbagai jenis sayuran seperti kangkung dan sawi ditanam dengan cara yang terorganisir.

Proses mulai dari pembibitan, pemupukan, hingga pengendalian hama dilakukan secara alami, bekerja sama antara petugas dan warga binaan untuk menjaga agar tanaman tumbuh optimal.

Salah satu warga binaan, Wanda, merasa bersyukur dapat berpartisipasi dalam program ini.

Menurutnya, kegiatan ini memberikan kesempatan untuk belajar sekaligus mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat.

tanam hidroponik di lapas sekayu: wujudkan kemandirian dan keterampilan warga binaan                            muba, sumateraekspres.id - lembaga pemasyarakatan (lapas) sekayu, sabtu (07/12/2024), mengadakan kegiatan perawatan tanaman hidroponik sebagai bagian dari upaya meningkatkan kemandirian dan keterampilan warga binaan.
program ini tidak hanya berfokus pada rehabilitasi lingkungan, tetapi juga memberikan bekal keterampilan praktis yang bermanfaat bagi mereka setelah bebas.
kepala lapas sekayu, yosef leonard sihombing, mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan asri di dalam lapas.
selain itu, program budidaya hidroponik ini dirancang untuk mengajarkan warga binaan tentang teknologi pertanian modern yang relevan dengan perkembangan zaman.
baca juga:iwan wahab menyusul dua rekan ke sel tahanan dalam kasus pengeroyokan di rawas ilir
baca juga:pt indofood dan pt freeport membuka loker bagi lulusan sma dan s1 di desember 2024
“hidroponik adalah metode pertanian tanpa menggunakan tanah. kami berharap, melalui program ini, warga binaan tidak hanya bisa mempelajari cara bertani dengan teknologi terkini, tetapi juga dapat mengaplikasikannya setelah mereka bebas,” jelas yosef.
dalam sistem hidroponik yang diterapkan di lapas sekayu, tanaman tumbuh dengan menggunakan air dan nutrisi khusus, tanpa memerlukan tanah.
berbagai jenis sayuran seperti kangkung dan sawi ditanam dengan cara yang terorganisir.
proses mulai dari pembibitan, pemupukan, hingga pengendalian hama dilakukan secara alami, bekerja sama antara petugas dan warga binaan untuk menjaga agar tanaman tumbuh optimal.
baca juga:inilah 20 jurusan sarjana yang paling diminati dan jadi idola saat kuliah
baca juga:fenomena unik di oku timur: pohon pisang berbuah tiga tandan menghebohkan warga
salah satu warga binaan, wanda, merasa bersyukur dapat berpartisipasi dalam program ini.
menurutnya, kegiatan ini memberikan kesempatan untuk belajar sekaligus mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat.
“saya sangat senang bisa belajar tentang hidroponik. kegiatan ini tidak hanya menambah ilmu, tetapi juga mengisi waktu dengan sesuatu yang positif,” kata wanda.
melalui program ini, lapas sekayu berharap dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan serta membekali warga binaan dengan keterampilan baru yang dapat mereka manfaatkan setelah keluar dari lapas. dengan keterampilan ini, mereka diharapkan dapat memulai hidup baru, mandiri, dan memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar.