https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Kenang Rupiah Bergambar Rumah Limas, Hargai Sejarah dan Budaya Sumsel

MEMORABBILIA: BI bersama Pemprov Sumsel dan Museum Negeri Sumsel mengenang Uang Rupiah Pecahan Rp10.000 TE 2005 dalam kegiatan peresmian memorabilia, kemarin (3/10). -FOTO: KRIS SAMIAJI/SUMEKS-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Bank Indonesia Provinsi Sumsel bersama Pemprov Sumsel  dan Museum Negeri Sumsel Balaputra Dewa meresmikan Memorabilia Uang Rupiah Pecahan Rp10.000 Tahun Emisi (TE) 2005.

Peresmian ini karena uang  pecahan Rp10.000 TE 2005 memiliki ciri khas dari Sumsel. Pada salah satu sisinya, terdapat gambar Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II, sedangkan sisi lainnya menampilkan gambar Rumah Limas, bangunan tradisional yang aslinya berada di Museum Negeri Sumsel.

Kepala Kanwil BI Sumsel, Ricky P Gozali mengatakan memorabilia ini salah satu upaya BI meningkatkan rasa nasionalisme melalui mata uang rupiah, sebagai simbol kedaulatan bangsa dan mencerminkan keberagaman Indonesia. “Sesuai UU, BI bertugas menyediakan uang yang dibutuhkan masyarakat, baik dalam jumlah, pecahan, maupun kondisi yang layak edar,” ujar Ricky, kemarin. 

Dikatakan, sebagai lembaga berwenang mencetak uang, BI juga memperhatikan berbagai aspek penting. "Suatu kehormatan bagi daerah mengabadikan pecahan uang rupiah, seperti halnya Sumatera Selatan. Ini adalah kenangan yang luar biasa," tambah Ricky. Uang Rupiah pecahan Rp10.000 dengan gambar Rumah Limas diterbitkan Oktober 2005 hingga 2016 dan menjadi alat pembayaran yang sah di Indonesia. 

BACA JUGA:Dua Bulan, Pamerkan 200 Koleksi, Museum Negeri Sumsel Gelar Pameran Temporer

BACA JUGA:Museum Tekstil Bisa Jadi Lokasi Promosi Kain Seni Tenun

Setelahnya, BI menerbitkan uang pecahan Rp10.000 bergambar pahlawan nasional asal Papua, Frans Kaisiepo. Ricky berharap dengan adanya memorabilia ini, masyarakat semakin mencintai Tanah Air serta menghargai sejarah dan budaya Sumsel. "Ini juga memperkenalkan adat Sumsel dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kunjungan wisatawan ke museum," jelas Ricky.

Pj Gubernur Sumsel, Elen Setiadi menambahkan kegiatan ini akan menjadi kenangan tersendiri bagi masyarakat Sumsel. “Rumah Limas yang digambarkan di uang Rupiah itu berada di museum, jadi kenangannya abadi di sini,” ungkap Elen. Kegiatan ini diharapkan meningkatkan kunjungan pariwisata Sumsel dan mendorong perekonomian masyarakat.

"Kemudian memperdalam pemahaman masyarakat terutama kalangan pelajar tentang Rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa dan mengukuhkan kembali rasa kecintaan kita kepada Indonesia,” tuturnya. Elen pun menyebut Uang Rupiah pecahan 10.000 TE 2005  istimewa karena menampilkan gambar rumah limas yang merupakan ikon arsitektur tradisional dan mencerminkan nilai-nilai luhur serta kearifan lokal warisan Sumsel. 

BACA JUGA:Museum Nasional Indonesia Bakal Kembali Dibuka 15 Oktober Mendatang

BACA JUGA:Konsep Museum Romantis, Usir Kesan Angker, Kadis Kebudayaan Terima Kunjungan Sumatera Ekspres

"Saya merasa bangga Sumsel menjadi bagian dari sejarah bangsa melalui representasi budaya lokal yang ada pada Rupiah kita," jelasnya. Ia pun mengajak menjadikan momentum ini sebagai pengingat bagi semua, khususnya bagi generasi muda bahwa Rupiah bukan sekadar alat tukar, juga simbol persatuan dan pentingnya menjaga warisan budaya. Dari Sabang sampai Merauke, Rupiah dapat menghubungkan  dan memperkuat keberagaman. 

Selain peresmian memorabilia, acara diisi edukasi program Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah yang diikuti 500 pelajar SD dan SMP di Sumsel untuk menanamkan rasa cinta terhadap Rupiah, terutama di kalangan generasi muda. 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan