Sumsel Nomor Dua Gemar Makan Ikan
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Gubernur Sumatera Selatan H Herman Deru mengaku bangga. Daerah ini menjadi tuan rumah forum pimpinan perguruan tinggi perikanan dan kelautan Indonesia (FP2TPKI), berdasar kualitas. "Mudah-mudahan pertemuan ini dapat menghasilkan ide kreatif," ujar Deru. Sebut saja mempertahankan spesies ikan yang mulai langka di Sumatera Selatan. Lebih lanjut dia menjelaskan, diadakannya forum fakultas perikanan se Indonesia, juga dapat membantu Sumsel untuk mempertahankan spesies ikan yang mulai langka. Apalagi kata Gubernur dari luas Sumsel 91 ribu km persegi, ada beberapa wilayah kabupaten mengandalkan hasil tangkapan ikan. "Saya mengajak bicara perspektif, kami sebagai warga Sumsel, berharap banyak dengan pertemuan. Lahirkan rekomendasi buat Sumsel, teutama masalah budidaya ikan," kata dia. Apalagi Universitas Sriwijaya menggagas akan membudidayakan serta melepas Ikan langka di embung milik Unsri. "Beri kami ilmu sebagai bekal. Karena Sumsel spesifik nomor dua setelah Jepang, gemar makan ikan. Akibat makan ikan, selain cerdas wong Palembang jugo calak alias cerdik," gurau Gubernur. Pada kesempatan itu juga Gubernur mengatakan adanya pelarangan makan ikan belida. "Jadi saat ini, kalau ada pempek ikan belida itu KW. Sudah sangat miris, kepunahan ikan belida. Kita berharap dalam forum ini melahirkan intelektual baru. Dan harus dibekali ilmu bukan hanya pengembangbiakan. Tetapi bagaimana mempertahankan spesies yang ada," jelasnya. BACA JUGA : Dorong Industri Kreatif Berkembang Sejauh ini untuk memenuhi konsumsi ikan, menurut Gubernur, dipasok dari Kalimantan, "Kita ikan gabus dapat dari provinsi lain. Dan kehadiran bapak ibu berilah bagaimana kita bisa mempertahankan ini. Orang Sumsel gemar makan ikan. Saking cintanya ikan di Sumel ada 9 macam makanan pindang. Pindang Musi, Pegagan, Pindang Komering, Pagaralam. Ikan adalah makanan kedua setelah nasi. Dan bagaimana bisa dihasilkan sendiri. Kita buat Sumsel Mandiri Pangan. Dan gara gara ikan, stunting menjadi berkurang," ungkapnya. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Prof Dr Ir A Muslim. M.Agr., menegaskan kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari. Mulai 9 - 10 Maret 2023. Dijelaskannya selama kurang lebih 3 tahun tidak dapat menyelenggarakan kegiatan seperti ini akibat oandemi covid-19. "Pertemuan dihadiri 100 peserta, dari 90 perguruan tinggi kelautan. sari Aceh hingga Papua. Harapan kita diselenggadakan kegiatan ini dapat mendukung penguatan pembangunan perikanan dan kelautan. Juga dukungan terhadap kebijakan terhadap perikanan dan kelautan," harapnya. Muslim juga mengemukakan Unsri sendiri memiliki wilayah terluas di Indonesia. Untuk konservasi perikanan. Ini dilakukan lantaran kita krisis populasi, jadi sangat penting untuk.menambah stok panen. Tujuannya untuk mengembalikan ekosistem seperti dulu. Kota juga dapat meningkatkan populasi ikan lokal Sumsel. "Rencananya, besok (10/3), kita akan melepas ikan lokal di embung Unsri, bekerjasama dengan dinas perikanan Ogan ilir. Rektor Universitas Sriwijaya Palembang Prof Ir Anies Saggaf., dalam sambutannya mengatakan Indonesia adalah tempat terbaik ikan tinggal. Dan sepanjang tahun diberikan karunia dari laut. BACA JUGA : Soal 100, Semua Bahasa Inggris Dia juga menjelaskan embung yang dimiliki Unsri, dalamnya 4 meter. Namun untuk pengembangan embung, kembali dikeruk hingga menjadi 9 meter. Tidak perlu lagi ke laut Bangka. Bisa menyelam di Universitas Sriwijaya. "Kita kembangbiakan ikan yang mulai langka. Ada 10 jenis di sana yang dikembang biakan," demikian Anies. (Iol)