Ini Tanda Ada KDRT Dalam Rumah Tanggamu
BERANI: Harus berani speak up dan tinggalkan rumah tangga yang ada KDRT di dalamnya. FOTO: Instagram kognisi.id--
PALEMBANG,SUMATERAEKAPRES.ID-Masyarakat Indonesia belum lama ini dihebohkan dengan kasus KDRT yang menimpa salah satu selebgram asal Aceh Cut Intan Nabila yang dilakukan suaminya Armor Toreador.
Setelah bertahan sekitar lima tahun dalam prahara rumah tangganya yang dihiasi KDRT akhirnya Cut Intan Nabila berani speak up dan melaporkan suaminya ke polisi.
Ibu tiga anak ini pun bertekad mengakhiri rumah tangganya itu.
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah segala bentuk ancaman, pelecehan, dan kekerasan antara dua orang yang terikat dalam hubungan pernikahan atau anggota keluarga lain, misalnya anak.
Siapa pun bisa menjadi pelaku atau korban KDRT meski kenyataannya sebagian besar korbannya adalah perempuan.
BACA JUGA:Fakta Mengejutkan Jin Dasim dan Dampaknya pada Rumah Tangga
BACA JUGA:Ibu Rumah Tangga Wajib Tahu, Ini 5 Ciri Suami Anda Kecanduan Judi Online Alias Main Slot
Ancaman dengan senjata yang mengakibatkan kehilangan nyawa adalah risiko terbesar yang dapat muncul jika KDRT tidak disetop.
Tanda kekerasan fisik dalam rumah tangga biasanya bisa terlihat dengan mudah, misalnya berupa luka dan memar.
Kekerasan dalam rumah tangga yang menyerang psikologis akan meninggalkan luka batin dan rasa tidak percaya diri, yang sampai memicu trauma, stres, atau depresi.
Namun bisa juga korban KDRT bahkan tidak sadar bahwa dirinya sedang mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
Dengan tahu tanda-tanda kekerasan dalam rumah tangga, Kamu bisa lebih waspada dan tahu kapan harus mencari pertolongan, baik untuk diri sendiri maupun orang terdekat.
BACA JUGA:Manfaat Buah Nanas dan Dampak Buruknya Bagi Kesehatan, Wanita dan Ibu Rumah Tangga Wajib Baca
Melansir Alodoc, berikut jenis dan bentuk KDRT yang perlu Kamu tahu dan waspadai:
1. Kekerasan emosional
Berikut ini adalah tanda-tanda kekerasan dalam rumah tangga yang mungkin saja pernah atau sedang Anda alami:
Pasangan mengkritik atau menghina Kamu di depan umum
Pasangan menyalahkan Kamu atas perilaku kasarnya dan mengatakan bahwa Kamu pantas mendapatkannya
Kamu sering merasa takut pada pasangan
Kamu merubah kebiasaan atau perilaku tertentu demi menghindari pasangan marah.
Pasangan melarang Kamu bekerja, melanjutkan studi, atau bahkan bertemu keluarga dan teman
Pasangan menuduh Kamu berselingkuh dan selalu curiga jika terlihat dekat atau bicara dengan orang lain
Pasangan selalu haus perhatian dengan alasan-alasan yang tidak rasional
Pasangan sering tidak mengerti perasaanmu dan membuat Kamu percaya kalau apa yang kamu rasakan atau katakan selalu salah, yang sering disebut gaslighting.
BACA JUGA:Terbanyak Ibu Rumah Tangga, Ini Dia Profil 88.987 Jemaah Haji yang Sudah Berangkat Gelombang Pertama
2. Intimidasi dan ancaman
Selain melakukan kekerasan secara emosional, pasangan yang melakukan KDRT biasanya kerap melakukan intimidasi atau ancaman kepada pasangannya, seperti:
Pasangan pernah membuang atau menghancurkan barang milik Kamu
Pasangan terus-menerus mengikuti dan ingin tahu keberadaan Kamu
Pasangan mengancam akan membunuh dirinya sendiri atau membunuh anakmu
Pasangan selalu memeriksa benda-benda pribadi Kamj atau membaca pesan singkat dan surat elektronik Kamu.
Pakaian yang Kamu kenakan ataupun makanan yang Kamu konsumsi dikontrol olehnya
Pasangan membatasi uang yang Kamu pegang, sehingga Kamu tidak dapat membeli kebutuhan penting untuk diri sendiri dan anak
Selain beberapa tindakan di atas, pelecehan terhadap agama, cacat atau kekurangan fisik, etnis, ras, atau tingkatan sosial antar pasangan juga dapat dikategorikan sebagai KDRT.
3. Kekerasan fisik
Kekerasan fisik dalam rumah tangga berupa memukul, menampar, menendang, mencekik, menjambak, mengurung, atau bahkan membakar anggota tubuh Kamu, anak, hewan peliharaan, atau orang kesayanganmj.
Perilaku tersebut biasanya dipicu oleh kecanduan minuman beralkohol dan penggunaan obat-obatan terlarang.
BACA JUGA:Perempuan Bergelar Sarjana Tapi Milih Jadi Ibu Rumah Tangga? Gak Salah Kok, Ini Alasannya
BACA JUGA:7 Cara Bijak Mengolah Sampah Rumah Tangga Selain Membakarnya
4. Kekerasan seksual
Kekerasan dalam rumah tangga juga bisa melibatkan aktivitas seksual, seperti:
Pasangan memaksa Kamu melakukan hubungan seksual, bahkan dengan orang lain
Pasangan menyentuh anggota tubuh sensitif Kamu dengan cara tidak layak
Pasangan menyakiti Kamu ketika sedang melakukan hubungan seksual
Pasangan memaksa berhubungan seksual tanpa mengenakan kondom, bahkan melarang Kamu menggunakan alat kontrasepsi
Setelah melakukan tindak kekerasan, pelaku KDRT biasanya akan meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya.
Bahkan, mereka memberikan hadiah untuk menebus rasa bersalahnya.
Tapi, sikap ini tidak berlangsung lama dan kemungkinan ia melakukan tindakan KDRT kembali bisa saja terjadi.
Menyikapi Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Upaya untuk keluar dari hubungan penuh kekerasan sering kali tidak mudah.
Masalah ekonomi kerap menjadi salah satu alasan untuk terus bertahan di dalam situasi yang membahayakan ini.
Korban KDRT yang mencoba lari justru mendapat kekerasan yang lebih buruk lagi jika tertangkap.
Pada pasangan heteroseksual, suami yang menyiksa istrinya juga sering kali tidak ingin sang istri membawa pergi anak mereka.
Makin lama bertahan di dalam situasi KDRT, makin besar bahaya yang mengancam.
Tidak hanya diri sendiri yang terluka, tetapi anak yang menyaksikan kekerasan berisiko tumbuh menjadi pribadi yang juga suka melakukan kekerasan.
Bahkan, anak juga berisiko mengalami gangguan psikis, perilaku agresif, dan rendah diri.
BACA JUGA:Tips Keharmonisan Rumah Tangga Ala Rasulullah
BACA JUGA:Inspiratif, Dahlia Poland-Fandy Christian Mampu Lewati Badai Rumah Tangga
Kalau kamu sudah lama ingin keluar dari hidup penuh kekerasan dan tekanan, berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat kamu lakukan:
Beri tahu kondisi kamu pada orang terdekat yang dapat dipercaya.
Pastikan pelaku tidak berada di sekitar ketika kamu menginformasikan hal ini.
Dokumentasikan lukamu dengan kamera dan simpan dengan hati-hati.
Catat perilaku kekerasan yang kamj terima beserta waktu terjadinya.
Hindari melawan kekerasan dengan kekerasan, karena berisiko membuat pelaku bertindak lebih ekstrem.
Jika kamu sudah memiliki tekad yang kuat untuk siap meninggalkan rumah, ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan dengan hati-hati, di antaranya:
Siapkan tas berisi semua keperluan penting.
Bawa serta dokumen penting pribadi, seperti kartu identitas, uang, dan obat-obatan.
Tempatkan tas di tempat yang aman dan tersembunyi.
Jika memungkinkan, gunakan nomor dan perangkat seluler yang baru untuk berjaga-jaga agar tidak terlacak.
Sebisa mungkin ganti kata kunci untuk mengakses surat elektronik kamu dan hapus segala informasi pencarian yang kamu akses melalui internet.
Ketahui persis ke mana kamu akan pergi dan bagaimana cara untuk mencapai lokasi tersebut..(lia)