Lakukan Pengendalian Mekanis dan Alami
SERANGAN: Tanaman jagung di lahan Kelompok Tani Seketi Indah Desa Lubuk Batang Lama Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten OKU ini ditemukan serangan hama ulat grayak frugiperda (UGF). -FOTO: PENYULUH FOR SUMEKS-
BATURAJA, SUMATERAEKSPRES.ID - Ulat Grayak Frugiperda (UGF) atau yang disebut petani dengan istilah ulat tentara adalah hama utama yang menyerang tanaman jagung.
UGF umumnya menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan pada siang hari ulat ini bersembunyi di bawah tanaman dan di bawah tanah.
Ciri-ciri atau gejala tanaman yang terserang hama ini adalah daun rusak terkoyak berlubang tidak beraturan. Lalu terdapat kotoran seperti serbuk gergaji dan pada serangan fase berat daun menjadi gundul.
Hama ini ditemukan pada pertanaman jagung oleh Petugas POPT, Desi Riskyani SP saat melakukan monitoring OPT di lahan Kelompok Tani Seketi Indah Desa Lubuk Batang Lama Kecamatan Lubuk Batang Kabupaten OKU. Lahan tanaman jagung milik kelompok tani tersebut seluas 15 hektare.
BACA JUGA:Sukapulih Desa Terbesar Produksi Cabai, Penuhi Kebutuhan Lokal
BACA JUGA:Target Penurunan Stunting 14 Persen
Saat itu, tanaman jagung yang ditanam sedang berumur 65-75 hari setelah tanam (hst). Varietas jagung yang ditanam adalah Pioneer 35.
‘’Berdasarkan hasi pengamatan yang dilakukan, OPT yang ditemukan yaitu UGF dengan luas serangan 1,5 ha dan intensitas serangan 3,1 persen,’’ katanya.
Saat melakukan monitoring ada sejumlah musuh alami yang ditemukan yakni Laba-laba dan Coccinellidae. Terhadap hama ini, lanjutnya, pihaknya minta petani melakukan pengendalian secara mekanis. ‘’Yakni mengambil langsung hama UGF dan segera memusnahkannya,’’ katanya.
BACA JUGA:Tanaman Anggur Anda Terserang Karat Daun, Ini yang Harus Dilakukan
BACA JUGA:Ini Cara Membuat POC dari Telur, Banyak Manfaatnya
Selain itu, bisa juga dengan melakukan pengendalian menggunakan Pesnab dari ekstrak tembakau dan bawang putih. ‘’Apabila intensitas serangan meningkat lakukan pengendalian dengan Insektisida berbahan aktif Emamektin benzoate,’’ ujarnya.
Desi juga meminta agar petani tetap melakukan sanitasi lingkungan dan melakukan pemupukan berimbang. ‘’Pengamatan secara intensif tetap harus dilakukan untuk memantau perkembangan organisme pengganggu tanaman (OPT),’’ tegasnya. (sms)