https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Hindari Tidur Dalam Mobil Dengan AC Nyala, Lakukan Ini Secara Berkala

CEK MOBIL : Mekanik Bengkel Auto2000 melakukan pengecekan kondisi mesin mobil secara digitalisasi. Foto : IST--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Sempat viral beberapa pemberitaan mengenai penumpang mobil yang dianggap keracunan AC hingga akhirnya meninggal. Sebenarnya, peristiwa keracunan AC kurang tepat, karena yang benar adalah keracunan gas Carbon Monoksida (CO) yang masuk ke dalam kabin mobil. Gas CO tidak dapat dihindarkan karena merupakan sisa pembakaran yang dikeluarkan via knalpot.

Bahayanya, gas ini bisa menggantikan oksigen di dalam darah ketika mengikat sel darah, merampas oksigen jantung, otak, dan organ vital lainnya. Dampaknya, penumpang rentan mengalami keracunan gas CO karena sifat gas ini yang tidak berbau sehingga sulit dikenali.

Gejala Keracunan Gas CO

Gas CO yang menyelinap ke dalam mobil menjadi sangat berbahaya karena gejala keracunan gas ini sulit disadari, seperti badan lemas, mengantuk, sakit kepala, mual, muntah, sakit pada dada, dan seperti berhalusinasi. Jika kadarnya sudah tinggi bisa menyebabkan hilang kesadaran.

Karena ciri-cirinya tersamarkan, begitu sadar akan sulit mencari pertolongan karena badan terlalu lemas, bahkan untuk sekadar membuka pintu mobil. Oleh karena itu, banyak korban keracunan gas CO yang tidak tertolong lantaran menghirup gas berbahaya ini saat tidur di dalam mobil ber-AC.

BACA JUGA:Daihatsu Memberikan Tips Penting untuk Merawat Kendaraan Pasca Mudik Lebaran, Simak Yuk

BACA JUGA:Bodi Mobil Penyok Pasca Mudik, Auto2000 Bikin Normal Dalam Waktu 8 Jam

Kadang penumpang memaksakan tidur dengan menyalakan AC supaya kabin tetap dingin. Padahal, kabin tertutup rapat dan mesin mobil beroperasi supaya AC tetap dingin. Begitu gas CO berhasil masuk ke dalam kabin dan kadarnya meningkat karena tidak ada ventilasi udara, maka penumpang akan keracunan gas yang tidak berciri ini.

Sumber Masuknya Gas CO ke Dalam Mobil

Pipa knalpot didesain ke belakang mobil supaya gas buang tidak keluar di bawah dek dan masuk ke dalam kabin. Namu karena kondsi tertentu, seperti misalnya karat, pipa knalpot bisa bocor bisa menyebabkan gas buang keluar di bawah dek mobil. Gas buang yang terakumulasi bisa menyusup masuk ke dalam kabin jika ada lubang meskipun hanya seujung jarum.

Apalagi kalau sampai tercipta lubang yang cukup besar akibat karat di bodi mobil, terutama di dek bawah. Kalau tidak diatasi, karat akan menyebabkan bodi berlubang dan membuka jalur masuknya gas buang. Karet bodi yang sudah getas juga bisa menjadi akses masuk, dan ini terdeteksi di firewall antara kabin dan ruang mesin.

Cara Mencegah Keracunan Gas CO

Ada beberapa hal yang AutoFamily wajib lakukan untuk mencegah keracunan gas CO di dalam kabin mobil.

1. Saat mobil berhenti, jangan duduk di dalam mobil dalam jangka waktu lama. Padahal di saat bersamaan, mesin mobil dan AC tetap nyala. Semakin buruk ketika AutoFamily parkir di dalam gedung parkir, garasi, atau ruang tertutup lainnya.

2. Kalau terpaksa berdiam di dalam mobil, buka sedikit kaca samping sekitar 3-5 cm untuk membantu sirkulasi udara luar. Tapi solusi ini tidak dianjurkan karena risiko keracunan tetap tinggi, khususnya kalau ada anak kecil atau lansia.

BACA JUGA:Tampilan Mobil Kusam Pasca Liburan, Ini Solusi Bikin Bodi Mulus dan Kinclong Kembali

BACA JUGA:Soft Opening Gedung Baru Auto 2000 Veteran: Hadirkan Layanan Terbaik dengan Konsep Green Building di Palembang 

3. Segera keluar dari mobil saat mulai terasa gejala awal seperti tiba-tiba mengantuk, badan lemas, atau pusing padahal kondisi badan sehat. Kalau badan terlalu lemah, tekan klakson kuat-kuat untuk memancing perhatian orang di luar mobil.

4. Rutin servis berkala menjadi kunci utama mencegah keracunan gas CO di dalam mobil. Ketika servis berkala, seluruh komponen mobil diperiksa, termasuk potensi kebocoran di kabin mobil, dan mesin beserta saluran gas buang.

Uji Emisi Untuk Menjaga Kadar Gas CO

Seperti diketahui, kendaraan bermotor pasti menghasilkan emisi. Ambang batas emisi di Indonesia berpatokan pada parameter Karbon Monoksida (CO) 1,5% Vol dan hidrokarbon (HC) 200 ppm Vol. Supaya tetap terjaga, AutoFamily dapat melakukan uji emisi secara gratis di bengkel Auto2000 ketika servis berkala.

Hasil dari uji emisi akan dimanfaatkan untuk mengecek kondisi mesin mobil. Teknisi akan mencari solusi jika ternyata kadar emisi mobil milik AutoFamily melampaui ambang batas karena berarti ada komponen mesin bermasalah yang memicu pembakaran yang tidak sempurna.

Padahal, pembakaran yang sempurna bisa menekan angka CO karena minimnya endapan karbon sisa pembakaran di ruang bakar. Untuk itu, kondisi busi menjadi salah satu aspek pengecekan. Kebocoran oli yang ikut terbakar bisa meningkatkan nilai CO, dimana angka Air Fuel Ratio (AFR) harus tepat guna memperoleh pembakaran yang sempurna.

Urusan Toyota lebih mudah, lakukan uji emisi ketika servis berkala di Bengkel Auto2000 dan manfaatkan peluang membawa pulang 1 dari 200 sepeda motor Honda BeAT. Termasuk perbaikan bodi mobil di fasilitas Body & Paint (BP) Auto2000 (minimal transaksi Rp 3 juta untuk transaksi di BP Auto2000).

“Kadar gas CO dapat dijaga di bawah ambang batas dengan rutin servis berkala di bengkel Auto2000 atau memanggil layanan THS – Auto2000 Home Service. Selain itu, servis berkala juga dapat membantu mendeteksi kalau ada kebocoran di kabin mobil yang dapat berbahaya kalau sampai kemasukan gas beracun, termasuk potensi kerusakan pada saluran knalpot. Silakan booking servis berkala via website Auto2000.co.id,” tutur Nur Imansyah Tara, Marketing Division Head Auto2000. (fad)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan