Mudik Menjadi Tradisi Jelang Lebaran, Ternyata Ini Asal Usulnya
MUDIK: Saat ini, tak sedikit pemudik yang menggunakan motor pribadi--
SUMATERAEKSPRES.ID - Jelang Hari Raya Idulfitri atau Lebaran, sebagian besar dari kita pasti semangat untuk bersiap pulang kampung alias mudik. Mudik memang menjadi suatu hal yang melekat dengan budaya atau tradisi yang ada di Indonesia.
Mudik identik dengan Hari Raya Idulfitri. Orang-orang yang tinggal di kota atau bukan di kampung halamannya sendiri akan memanfaatkan momen ini untuk pulang kampung bertemu dengan sanak keluarga.
Lantas, sejak kapan sih tradisi mudik ini ada di Indonesia? Ternyata, sejarah mudik di Indonesia bermula dari kekuasaan Majapahit yang luas hingga Sri Lanka dan Semenanjung Malaya. Untuk menjaga wilayah kekuasaannya yang sangat luas, sang raja menempatkan pejabat di berbagai daerah.
BACA JUGA:Inginkan Mudik Aman dan Nyaman, Ikuti 11 Tips Ini
BACA JUGA:Arus Mudik Lancar, Targetkan Zero Accident
Suatu waktu, pejabat-pejabat itu pulang untuk menghadap raja dan mengunjungi kampung halamannya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Mataram Islam untuk menjaga wilayah kekuasaannya. Di Mataram Islam, pejabatnya pulang secara khusus ketika Hari Raya Idulfitri datang. Kedua hal itulah yang menjadi asal usul tradisi mudik di Indonesia.
Sementara itu, istilah mudik sendiri baru tren pada tahun 1970-an sebagai sebuah tradisi yang dilakukan oleh perantau di berbagai daerah untuk kembali ke kampung halamannya, untuk berkumpul bersama dengan keluarga.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mudik memiliki arti “ke udik” serta “pulang ke kampung halaman”. Sementara dalam Bahasa Jawa, mudik berasal dari kata “mulih disik” yang artinya “pulang dulu”. Ini diartikan juga dengan pulang yang hanya sebentar untuk bertemu keluarga setelah lama tinggal di tanah rantau.
BACA JUGA:10 Tips untuk Memastikan Kucing Anda Aman dan Nyaman saat Ditinggal Mudik Lebaran
BACA JUGA:Jelang Mudik Lebaran, Polda Sumsel Catat 46 Lokasi Rawan Kecelakaan, Ini Daftar Lengkapnya
Sedangkan, orang Betawi mengartikan mudik sebagai “kembali ke udik”, di mana dalam bahasa Betawi, “udik” sendiri memiliki arti kampung. Di sisi lain, tradisi mudik di Indonesia dianggap sudah ada sejak masyarakat mulai melakukan urbanisasi.
Menurut Profesor Purnawan Basundoro, Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB Unair), urbanisasi yang kebanyakan dilakukan oleh orang-orang desa ke kota membuat mereka rindu dengan kampung halamannya. Urbanisasi sendiri mungkin sudah dimulai usai kemerdekaan, setelah banyak orang mencari pekerjaan di kota.
Mungkin tahun 60-an hingga 70-an di mana Kota Jakarta mulai didatangi oleh orang-orang dari berbagai daerah. Desa diibaratkan sebagai sebuah sumber air, sehingga dalam konteks urbanisasi berarti desa merupakan asal atau sumber dari orang-orang kota.