Jejak Perjalanan Spiritual Syeikh Abdul Samad Al-Falembani dari Palembang Hingga Makamnya Berada di Thailand

Jejak Perjalanan Spiritual Syeikh Abdul Samad Al-Falembani. FOTO:---

SUMATERAEKSPRES.ID - Makam Syeikh Abdul Samad Al-Falembani (Palembang) yang berlokasi di Thailand memancarkan kehadiran spiritual yang tak terlupakan, menjadi saksi bisu dari perjalanan hidup dan pengabdian yang membara bagi umat Islam, khususnya di wilayah Palembang.

Lewat sebuah video yang diunggah di akun TikTok milik @raihanah.mohd, Pak Do memberikan penjelasan yang meruntuhkan tirai misteri di balik keberadaan makam Syeikh Abdul Samad Al-Falembani (Palembang) di Thailand.

Penjelasan tersebut menggambarkan perjalanan hidup serta peran monumental Syeikh Abdul Samad Al-Falembani dalam sejarah keislaman di kawasan tersebut.

Beliau lahir dari keluarga yang kaya akan sejarah dan tradisi, sebagai keturunan Arab Yaman yang kemudian menetap di Kedah sebelum bermigrasi ke Palembang, Indonesia.

Melalui pernikahan antara Ratu Palembang Raden Ranti dengan Ustman, lahirah Syeikh Abdul Samad Al-Falembani. Pendidikannya dimulai di Pattani, Thailand, di mana beliau menimba ilmu agama bersama Syeikh Daud Al-Fathani di Pondok Pauh Bok.

BACA JUGA:Belajar Tentang Batasan yang Jelas Selama Bulan Puasa dari Kisah di Zaman Nabi

BACA JUGA:Kyai Merogan: Ulama Berkaromah yang Menginspirasi di Tanah Palembang, Ini Kisahnya!

Setelah menyelesaikan pendidikan awalnya, perjalanan ilmu Syeikh Abdul Samad Al-Falembani berlanjut ke Arab Saudi selama empat tahun, sebelum kemudian melanjutkan ke Madinah. Di kota suci tersebut, beliau menyelami ilmu agama dengan penuh dedikasi.

Namun, panggilan dakwah dan keinginan untuk mengabdi kepada agama Islam membawanya kembali ke tanah airnya, Palembang.

Meskipun ditawari untuk menjadi seorang raja oleh ibunya, Raden Ranti, namun kecintaannya pada ilmu agama serta semangat berdakwah membuatnya menolak tawaran tersebut.

Syeikh Abdul Samad Al-Falembani memilih untuk kembali ke Arab Saudi, di mana beliau menulis beberapa kitab penting, termasuk di antaranya kitab Hidayah Al-Salikin.

Perjalanan hidupnya membawanya mengajar di berbagai negara Asia, sementara sesekali kembali ke kampung halamannya di Palembang.

BACA JUGA:Kisah Kehidupan Nabi Adam dan Hawa: Dari Surga ke Bumi, Jejak Misterius Pertemuan di Jabal Rahmah

BACA JUGA:Lansia Mengaji, Merajut Cinta Alquran di Usia Senja. Sepotong Kisah dari Desa Tanjung Pinang Ogan Ilir

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan