Belajar Tentang Batasan yang Jelas Selama Bulan Puasa dari Kisah di Zaman Nabi
Belajar Tentang Batasan yang Jelas Selama Bulan Puasa. FOTO: Canva--
SUMATERAEKSPRES.ID - Bulan Ramadhan selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Alasannya cukup jelas, keberkahan Allah turun dengan melimpah, dan pintu-pintu ampunan-Nya pun terbuka lebar selama bulan ini.
Menurut firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 183, berpuasa di bulan Ramadhan adalah kewajiban bagi umat Islam.
Namun, pada masa awal perintah berpuasa, para sahabat Rasulullah masih menghadapi kebingungan mengenai batas-batasnya. Kisah Qais bin Shirmah Al-Anshari menjadi salah satu cerminan kebingungan tersebut.
Dikisahkan bahwa pada pagi hari, Qais pingsan karena berpuasa tanpa makan sahur. Pada masa itu, para sahabat mengira bahwa makan, minum, dan hubungan suami istri hanya diperbolehkan sebelum tidur di malam hari. Namun, Qais yang lelah karena bekerja seharian, tertidur pulas hingga waktu berbuka tiba.
BACA JUGA:6 Kuliner Khas Arab yang Paling Cocok jadi Teman Berbuka Puasa, Maknyus Bund!
BACA JUGA:Jambu Air Juga Cocok Menjadi Hidangan Berbuka Puasa, Loh! Apa Saja Manfaatnya?
Ketika istrinya pulang dengan makanan, melihat suaminya tertidur lelap, ia memutuskan untuk tidak membangunkannya. Sejak itu, Qais melanjutkan puasanya hingga matahari terbenam, meskipun pada pertengahan hari ia pingsan karena kelelahan dan kelaparan.
Peristiwa ini kemudian dilaporkan kepada Rasulullah Saw, yang kemudian turunlah ayat Al-Baqarah ayat 187, memberikan ketentuan yang jelas mengenai puasa Ramadhan.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa di malam hari selama bulan puasa, hubungan suami istri diizinkan. Allah mengetahui bahwa manusia memiliki nafsu, dan memberi kelonggaran dalam beribadah. Ayat ini juga menetapkan waktu berbuka dan beriktikaf di masjid.
BACA JUGA:Inilah yang Membatalkan, Sunnah yang Dianjurkan, dan Hal-Hal Makruh dalam Berpuasa!
BACA JUGA:7 Keutamaan Puasa di Bulan Ramadhan yang Wajib Anda Ketahui
Dengan turunnya ayat tersebut, kaum Muslim merasa lega karena ketentuan-ketentuan puasa menjadi jelas dan gamblang. Mereka tidak lagi kebingungan dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Dengan demikian, bulan Ramadhan bukan hanya merupakan waktu untuk menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan momen untuk merenungkan anugerah dan tantangan yang diberikan Allah kepada umat Islam.