Drop Dampak Kelelahan-Telat Makan, Sudah 4 Petugas PPS-KPPS di Sumsel Meninggal, Nasional 3.909 Sakit
--
SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID – Kasus meninggalnya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan PPS masih saja mewarnai rangkaian pesta demokrasi Pemilu 2024. Meski angkanya jauh turun dibanding 2019 lalu, namun tetap saja memprihatinkan.
Secara nasional, pada Pemilu 2024 ini, tercatat sudah 35 KPPS dan PPS yang meninggal serta 3.909 orang yang sakit. Baik pra, saat dan pascapemilihan. Sebagai perbandingan, pada Pemilu 2019, jumlah yang meninggal secara nasional 894 orang dan sakit 5.185 orang.
Empat di antaranya kejadian di Provinsi Sumsel. Dari OKU Timur 1 orang, OKI juga 2 orang, dan OKU 1 orang. Yang terbaru dari OKU Timur. Ketua PPS Desa Banu Ayu Kecamatan BP Peliung, Suryadi (40). Almarhum menghembuskan napas terakhir, Minggu (18/2), sekitar pukul 17.00 WIB.
Almarhum dirawat di RSUD Martapura sejak 14 Februari 2024 lalu. Kabar meninggalnya Ketua PPS Banu Ayu itu dibenarkan Komisioner Divisi SDM dan Partisipasi Masyarakat KPU OKU Timur, Aldi Andriansyah, minggu malam.
BACA JUGA:Waduh! Petugas KPPS Hingga KIni Tercatat 35 Orang Meninggal Dunia
BACA JUGA:Berduka Lagi, Seorang KPPS Tanjung Menang Meninggal, Sempat Dirawat di RSUD Kayuagung
Dia mengatakan, almarhum Suryadi sebelumnya ngedrop saat menjalankan tugas di TPS, pada 14 Februari. Kemudian dia dibawa ke rumah sakit. "Lalu dapat kabar beliau meninggal Minggu sore," katanya.
Ditambahkannya, kemungkinan almarhum punya riwayat penyakit. "Yang jelas bukan ngedrop saat pleno di PPK," katanya. Staf Sekretariat PPS Banu Ayu, Susanto menceritakan, pada hari H pencoblosan, almarhum Suryadi sekitar pukul 09.00 WIB datang ke TPS 03 Desa Banu Ayu.
Dia hendak menyalurkan hak pilihnya di TPS tersebut. Sekalian dia memantau pelaksanaan pencoblosan di TPS 03 tersebut. Tak lama kemudian, Suryadi mengalami mual dan muntah. Lalu dibawa pulang ke rumah. Karena kondisinya lemah, oleh keluarganya dibawa ke RSUD Martapura.
Sebagai ketua PPS, Suryadi aktif di seluruh tahapan pemilu yang jadi wewenangnya. "Kami tidak menyangka, karena selama bekerja dia terlihat biasa saja. Tidak ada keluhan ataupun terlihat lesu," katanya.
BACA JUGA:Linmas Pembacok Ketua KPPS Mengaku 2 Kali Kesal, Ini Pemicunya
BACA JUGA:27 KPPS Meninggal, Pemicu Terbanyak Sakit Jantung
Bahkan, selama dirawat di rumah sakit, almarhum sempat membuat video dan mengirimkan ke rekan-rekannya sesama PPS di Desa Banu Ayu. "Dalam video itu beliau menanyakan perkembangan pencoblosan dan perhitungan suara," tambah Susanto.
Kemudian, melalui video yang diterima Susanto pada 17 Februari malam, itu, almarhum Suryadi juga menyampaikan pesan agar gaji Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) segera disalurkan.