Tidak Ada Hari Sial Dalam Islam, Ini Bahayanya Bagi yang Percaya
Ilustrasi artikel Tidak Ada Hari Sial Dalam Islam, Ini Bahayanya Bagi yang Percaya-Foto: Ist-
SUMATERAEKSPRES.ID - Dalam kehidupan kita sehari-hari terkadang sering kita mendengar atau kita sendiri sering mengucapkan "hari ini sial bagi aku untuk berjualan, atau pada bulan tertentu tidak boleh berpergian karena sial" dan banyak contoh lain yang diungkapkan bahwa menyakini adanya hari sial.
Keyakinan bahwa ada hari atau nasib sial dalam kehidupan masih banyak dilakukan oleh umat muslim, padahal dalam ajaran agama Islam ini termasuk Khurafat.
Arti dari khurafat ialah semua ajaran-ajaran atau pantangan, ramalan-ramalan, cerita rekaan, kepercayaan tertentu yang menyimpang dari ajaran islam.
Dengan keyakinan adanya hari sial atau nasib sial termasuk penyimpangan aqidah dalam islam antara lain:
BACA JUGA:9 Waktu Mustajab untuk Berdoa, Insya Allah Segera Dikabulkan Allah SWT
BACA JUGA:7 Golongan Orang yang Mendapat Naungan Allah SWT di Padang Mahsyar, Semoga Kamu Termasuk
1. Termasuk Thiyarah atau Tathayyur.
Thiyarah adalah anggapan terhadap sesuatu yang membuat sial dengan adanya tanda-tanda yang dilihat atau didengar.
Rasulallah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang Artinya "Thiyarah adalah kesyirikan, Thiyarah adalah kesyirikan, Thiyarah adalah kesyirikan, setiap kita pasti pernah mengalaminya. Namun Allah menghilangkan itu dengan memberikan tawakkal dalam hati." (HR. Abu Dawud 3910)
Thiyarah termasuk kedalam kesyirikan, jadi bila kita masih menggantungkan sesuatu hal benar dan salah, baik dan buruk, untung dan sial, selamat dan bencana hanya selain kepada Allah berarti kita telah melakukan Thiyarah atau telah melakukan kesyirikan.
BACA JUGA:Muslim Wajib Tau, Inilah 3 Waktu yang Harus Dihindari Saat Ingin Berkunjung ke Rumah Orang Lain
BACA JUGA:Naudzubillah, Beginilah 4 Kondisi Penghuni Neraka yang Allah Kabarkan dalam Alquran
2. Mencela waktu.
Apabila kita mengatakan dan meyakini ada hari sial termasuk kedalam mencela waktu atau Ad Dhar mencela Ad Dhar.