Perbanyak Diversifikasi Layanan Baru, Tahun 2024 Target Pendapatan Rp1 Triliun

PENTAS DULMULUK : Direksi RSMH Palembang pentas dulmuluk di acara HUT RSMH ke-67 tahun, kemarin. Pentas kesenian ini sekaligus menyampaikan pesan target pendapatan yang ingin dicapai oleh RSMH di tahun 2024.-Foto: Kris Samiaji/sumeks-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID- Rangkaian HUT RSUP dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang ke-67 tahun resmi ditutup dengan acara puncak jalan sehat bersama para pegawai dan keluarga besar RSMH mulai pukul 06.00 WIB, kemarin (14/1). Acara juga ditandai pembagian hadiah dan penampilan dulmuluk oleh para direksi dan jajaran. 

Tahun 2024 RSMH pun menargetkan pendapatan sebesar Rp1 triliun. "Berbagai upaya kami lakukan untuk meningkatkan pendapatan tahun 2024 melalui diversifikasi layanan," ujar Direktur Utama RSMH Palembang, Dr Siti Khalimah SPKJ MARS di sela peringatan HUT RSMH ke-67. 

Dijelaskan, diversifikasi layanan dimaksud yakni membuka layanan-layanan baru seperti klinik care, klinik estetik, medical check up stroke, emergency medical service strok,  peningkatan layanan operasi, radio terapi, kemoterapi, layanan intervensi jantung serta pengembangan berbagai layanan sesuai kebutuhan masyarakat. 

Menurutnya dengan berbagai upaya itu diharapkan target pendapatan Rp1 triliun tahun 2024 dapat terwujud. "Mari bersama kita berjuang dan berusaha mencapai pendapatan Rp1 triliun dengan meningkatkan layanan kepada masyarakat dan kesejahteraan karyawan. RSMH bisa, bisa!" cetusnya. Di 2024 pihaknya juga fokus pembangunan Gedung Onkologi Terpadu 9 lantai dan Gedung Rawat Inap 9 lantai. 

BACA JUGA:Dul Muluk RSMH: Cara Unik Jajaran Direksi Sampaikan Rencana Kerja Strategis Tahunan

BACA JUGA:RSMH Sediakan Layanan Gangguan Jiwa bagi Caleg Gagal

Direktur Medik dan Keperawatan RSMH, dr Paryanto SpOG MARS mengatakan konsep tema dulmuluk yang aktornya para direksi menyampaikan pesan kepada 3 ribu orang karyawan RSMH agar semua karyawan mengetahui update misi dan target yang telah ditetapkan pimpinan pada Rencana Kerja Strategis Tahunan. 

"Sebagai RS terbesar di Sumatera, sekarang saatnya RSMH bersaing di level Asia Pasifik. Namun perlu dipahami semua karyawan bahwa saat ini RSMH berstatus BLU sehingga semua biaya pengembangan tidak bisa mengandalkan bantuan pemerintah," ujarnya di sela acara puncak HUT RSMH. 

Artinya RSMH harus menghasilkan profit dan profit itu akan digunakan untuk pengembangan layanan yang berbasis teknologi tinggi. "Secara hitungan manajemen agar RSMH dapat tumbuh berkembang layanannya, agar kompetitif dengan negara Asia Pasifik, maka RSMH sebagai BLU harus menghasilkan kinerja pendapatan senilain Rp1 triliun pada tahun 2024," sambungnya. 

Ia menegaskan angka ini sudah dihitung berbasis aset sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya fisik yang dimiliki. "Saya selaku pimpinan Direktorat Medik yang dalam lakon dulmuluk berjuluk Mamanda Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) Yang Setiap Jumat Harus Nyopir Mobil Mudik Ke Jambi, maka sudah menghitung dengan cermat segala aset sumber daya fisik baik itu alkes, gedung, 927 bed rawat inap, 90 ruang rawat intensive, 19 kamar operasi, 10 bed ruang rawat post jantung intervensi, 8 bed ruang post operasi jantung, klinik-klinik eksekutif, dan aset SDM. Sebanyak 275 orang dokter spesialis konsultan, sampai akhirnya menyetetujui dan menyanggupi target kinerja pendapatan  Rp1 triliun," urainya. 

BACA JUGA:Ubah Image, RSMH Diinginkan, Bukan Sekadar Dibutuhkan

BACA JUGA:RSMH Palembang Peringati HUT Setiap 3 Januari, Ini Sejarahnya

Ia menuturkan, lewat konsep dulmuluk yang dibuat berbeda semua direktur teknis berperan sebagai mamanda menteri yang harus usul strategi pencapaian target, ternyata usulnya kacau balau dan bersaing ide-ide  yang tidak masuk akal. Mamanda Dua (Direktur Medik) justru usul program makan siang gratis dan susu gratis, dengan alasan biar karyawan gemuk-gemuk sehingga mau disuruh bekerja. 

Mamanda Dua pun bersitegang dengan asisten ahlinya sendiri (dr Marta Hendri yang sehari-hari memang sebagai Manajer Medik), karena staf ahli menganalisis data pendukung, dianggap serampangan dan gegabah. "Tetapi akhirnya Mamanda Dua mengalah karena data Asisten Ahli ternyata benar," ucapnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan